Bangkok (ANTARA News) - Perdana Menteri Thailand, Selasa, mengatakan pihaknya akan melakukan tindakan ekstra untuk melindungi wisatawan yang ingin mengunjungi gua Tham Luang, yang kini menjadi tempat terjebaknya 12 atlet sepak bola dan pelatihnya selama lebih dari dua minggu.

Pencarian dan operasi penyelamatan dramatis untuk mengeluarkan 13 orang dari gua di provinsi utara Chiang Rai telah menarik perhatian global dan mendominasi berita utama di seluruh dunia, menjadikan kompleks goa itu semakin terkenal.

PM Prayuth Chan-ocha memperingatkan bahwa tindakan keamanan harus dilakukan di dalam dan di luar gua.

"Di masa depan, kami harus memantau pintu masuk dan keluar ke goa. Goa ini telah menjadi terkenal di dunia, kami harus memasaang lebih banyak lampu di dalamnya dan memasang rambu-rambu," kata Prayuth kepada wartawan di Bangkok.

Ia mengatakan bahwa gua tersebut berbahaya dan akan menutupnya bagi kalangan umum untuk sementara waktu hingga semua proses selesai.

Misi penyelamatan dilaksanakan pada hari Minggu dan empat anak laki-laki dibawa keluar hari itu, serta empat lainnya pada hari Senin. Para pejabat berharap lima orang terakhir termasuk si pelatih akan keluar pada hari Selasa.

Ke-12 anak laki-laki dan pelatih sepak bola mereka hilang pada 23 Juni ketika mereka menjelajahi gua setelah latihan sepak bola, tepat sebelum hujan turun hujan mengguyur kompleks.

Para penyelam Inggris menemukan 13 orang, berkerumun di sebuah tepian berlumpur di sebuah ruangan yang tergenang sebagian, berjarak beberapa kilometer di dalam kompleks itu pada Senin pekan lalu.

Pengunjung disarankan untuk tidak masuk gua selama musim hujan karena diketahui rawan banjir.

Pekan lalu, Otorita Pariwisata Thailand (TAT) menyampaikan pihaknya berencana untuk mempromosikan gua Tham Luang sebagai objek wisata setelah ditampilkan begitu jelas dalam berita.

"Gua ini menjadi menarik bagi wisatawan lokal dan asing," kata Karuna Dechatiwong, direktur TAT di provinsi Chiang Rai.

Pegunungan Utara Thailand penuh dengan gua, yang beberapa di antaranya menjadi tempat pemujaan Buddha selama bertahun-tahun, dengan gambar Buddha ditempatkan di dalam.

Namun banyak yang belum pernah dieksplorasi, demikian Reuters.

(Uu.R029/M016)

Pewarta: -
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018