Jakarta (ANTARA News) - ZTE menerima keringanan selama sebulan untuk operasi bisnisnya di Amerika Serikat. Untuk mematuhi kesepakatan dengan AS, perusahaan asal China itu diminta memberi peringatan kepada 35 petinggi, termasuk merombak total dewan direksi.

Dilansir dari GSM Arena, ZTE akhirnya mengganti CEO-nya dan menunjuk mantan direktur ZTE Jerman, Xu Ziyang sebagai pemimpin baru.

Baca juga: ZTE diperbolehkan beroperasi di AS bulan ini saja

Dilaporkan bahwa dua lagi karyawan kunci telah dicopot -- CFO dan kepala SDM -- menyusul tiga wakil presiden dan kepala departemen hukum, keuangan dan rantai pasokan.

Menurut Departemen Perdagangan AS, para petinggi ZTE ini bersalah karena pelanggaran secara sengaja atas ketentuan embargo.

ZTE ditemukan bersalah karena menyediakan antena frekuensi tinggi kepada Iran dan Korea Utara, di mana kedua negara tersebut berada di bawah embargo perdagangan AS.

Baca juga: AS larang ZTE beli chipset Qualcomm selama tujuh tahun

Sekitar sepertiga dari komponen yang digunakan ZTE adalah buatan AS, dan perusahaan tersebut berada di ambang penutupan, setelah membayar denda namun menolak untuk mengganti pejabat utamanya.

Pergantian jabatan terbaru tersebut bertujuan untuk memenuhi permintaan otoritas AS dan memungkinkan produsen teknologi yang berbasis di Shenzhen itu untuk melanjutkan operasi di AS.

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018