Jakarta (ANTARA News) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menilai cabang olahraga panahan sudah siap untuk menghadapi Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September mengingat persiapan yan dilakukan sudah maksimal.

Wakil IV Ketua Umum KONI Kuntransmiadi Inugroho dalam keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Selasa mengatakan kesiapan tim panahan baik recurve dan compound putra putri ini terlihat dari hasil uji coba. Selain itu juga hasil latihan di Surabaya.

Hasil uji coba yang selama ini dilakukan adalah yaitu Kejuaraan Asia di Bangkok, Thailand, 3-9 Maret lalu, Indonesia berhasil meraih satu perak dan empat perunggu. Perak disumbangkan Diananda Choirunisa dan Riau Ega Aghata Salsabila (mixed recurve) dan perunggu dari Prima Wisnu Wardhana (compound putra), Akbar Yoke Rizaldi dan Bonita Yurike Nina (mixed compound).

Lalu, ada Titik Wardhani, Linda Lestari dan Anis (recurve beregu putri), serta Prima, Yoke, dan M. Rindarto (compound beregu putra).

"Secara umum, perkembangan atlet sampai dengan tahap prakompetisi, meningkat. Adapun saat ini, latihan di Surabaya sudah makin terfokus,” kata Inugroho usai melakukan pengawasam dan pendampingan (wasping).

Adapun ajang kedua, Kejuaraan Dunia di Shanghai, China, April lalu, di mana Merah Putih meraih perunggu melalui Diananda dan Ega. Terakhir, Kejuaraan Dunia Stage 2 di Turki, Mei lalu, namun gagal dapat medali.

“Ada beberapa fokus latihan seperti pernapasan, meditasi, dan akurasi sasaran,” kata pelatih kepala tim panahan Denny Triyanto.

Denny berharap, setibanya dari Surabaya, atlet maupun pelatih bisa memasuki  Perkampungan Atlet di Kemayoran, Jakarta. Menurutnya, hal tersebut dipercaya akan membantu mereka dalam membiasakan diri dengan atmosfer persaingan di Asian Games yang tinggal hitungan pekan.

Soal peralatan, Inugroho mengatakan sudah tidak ada masalah. “Kami tentu berharap, dalam satu bulan ini, atlet makin terbiasa dengan peralatan baru. Suasana lokasi pelatnas juga memiliki fasilitas yang cukup memadai dan mereka didukung tenaga sport science dari KONI Provinsi," kata Inugroho menerangkan.

Sementara itu kondisi berbeda dialami disiplin senam trampoline. Setelah melalui dua kali seleksi, dua atlet inti dan satu cadangan baru menjalani pemusatan latihan di Houbii Urban Adventure, Pondok Indah, Jakarta, 6 Juni lalu. Hal ini disampaikan Ketua Bidang Pengumpulan dan Pengolahan Data KONI Anthony Sunaryo. 

"Mereka belum didukung anggaran dan Surat Keputusan (SK) atlet dan pelatih dari Kemenpora. Beberapa item yang dibutuhkan dengan segera adalah baju latihan, sepatu tanding, tenaga masseur dan ahli gizi. Semoga persiapan bisa dilakukan secepatnya," katanya.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018