Afirmasi tersebut semakin memperkuat keyakinan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global yang terus berlanjut."
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menganggap dipertahankannya peringkat Indonesia oleh Standard and Poor`s pada level "BBB-/" atau layak investasi (Investment Grade) dengan prospek stabil merupakan cerminan baik fundamental ekonomi Indonesia dan telah mengafirmasi bauran kebijakan ekonomi domestik yang kredibel.

Perry melalui siaran pers di Jakarta, Kamis, mengatakan penegasan dari S&P itu akan meningkatkan keyakinan investor terhadap perekonomian domestik di tengah risiko ketidakpastian ekonomi global.

Pimpinan Bank Sentral juga menekankan koordinasi antara otoritas sektor ekonomi untuk menerapkan bauran kebijakan akan terus diperkuat guna menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan.

"Afirmasi tersebut semakin memperkuat keyakinan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global yang terus berlanjut," kata Perry.

Dalam publikasinya Kamis ini, S&P memberikan afirmasi atas peringkat utang Indonesia pada level BBB-/outlook stabil. Beberapa penyebabnya adalah beban utang pemerintah yang relatif rendah, membaiknya kinerja fiskal dan tingkat utang luar negeri yang moderat.

"Rasio utang pemerintah terhadap PDB dalam beberapa tahun ke depan diproyeksikan akan tetap stabil. Hal ini mencerminkan proyeksi keseimbangan fiskal yang juga relatif stabil," tulis S&P.

Kemudian, meningkatnya kolektivitas penerimaan pajak sebagai dampak dari kebijakan amnesti pajak, dan juga meningkatnya harga minyak dunia dinilai akan memperbaiki kecukupan pendapatan negara.

Dari sisi indikator lainnya, yakni defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan menurun dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu mencerminkan permintaan eskpor dari Indonesia yang memadai dan harga komoditas yang lebih tinggi.

"Fleksibilitas Rupiah dan kebijakan kehati-hatian dalam mengelola risiko utang luar negeri jangka pendek korporasi telah mendorong penurunan rasio kebutuhan pembiayaan eksternal terhadap current account receipt (CAR)," ujarnya.

Secara khusus, Bank Sentral pun berperan penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi serta meredam tekanan pada perekonomian dan pasar keuangan domestik.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018