Surabaya (ANTARA News)- Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resort Kota (Polresta) Surabaya membongkar pemalsuan uang dolar AS dengan menyita 40 lembar uang dolar AS palsu pecahan 100 dolar AS seri CB. "Kami menyita 40 lembar uang dolar AS pecahan 100 dolar AS dan uang tunai Rp16 juta dari tersangka Lang Henri Yulianto (49)," ujar Kepala Satuan Reskrim Polresta Surabaya Selatan AKP Agung Marliyanto di Surabaya, Selasa. Ketika mendampingi Kapolresta Surabaya Selatan AKBP Heri Dahana, ia menjelaskan tersangka ditangkap pada 20 Juli pukul 13.00 WIB setelah polisi menerima laporan dari sebuah money changer di kawasan Jalan Pandegiling, Surabaya. "Pemilik money changer itu melaporkan adanya orang yang menukarkan 40 lembar uang dolar AS, tapi saat usahanya sudah mau tutup, sehingga pengecekan uang dolar itu hanya dilakukan secara kasat mata," ucapnya. Setelah itu, katanya, Budianto Candra yang menukarkan uang dolar AS itu akhirnya diberi cek untuk penukar 32 lembar uang dolar AS pecahan 100 dolar AS, sedangkan delapan lembar dikembalikan. "Tapi, Budianto Candra gagal mencairkan cek yang diterima, kemudian dia kembali ke money changer di Jalan Pandegiling dan akhirnya ditangkap polisi di Jalan Raya Darmo atas laporan pemilik money changer," tegasnya. Dalam pengakuannya, katanya, Budianto Candra yang ternyata pemilik toko emas itu menerima uang dolar AS palsu itu dari Lang Henri Yulianto yang beralamat di Perumahan Tropodo Indah blok J-58, Waru, Sidoarjo. "Keterangan saksi Budianto Candra itu ditindaklanjuti petugas dengan penangkapan tersangka Lang Henri Yulianto dengan barang bukti (BB) berupa 40 lembar uang dolar AS pecahan 100 dolar AS dan uang tunai Rp16 juta," paparnya. Dalam pemeriksaan, katanya, tersangka mengaku sudah sempat menukarkan 12 lembar uang dolar AS pecahan 100 dolar AS itu ke Cina tapi ditolak, kemudian dua minggu sebelum tertangkap, ke-12 lembar uang dolar AS pecahan 100 dolar AS itu dijual kepada seseorang di Blauran, Surabaya. "Tersangka mengaku mendapatkan uang dari warga Korea yang dipecat dari World Bank, kemudian warga Korea itu mencuri alat cetak uang di bank tersebut, karena itu kami melapor ke Konsulat Jenderal (Konjen) AS di Surabaya," ucapnya. Menanggapi laporan itu, katanya, Konjen AS di Surabaya tampak serius dengan meminta 1 lembar dari 40 lembar uang dolar AS pecahan 100 dolar AS itu untuk dikirim ke US Secret Service (Dinas Rahasia AS) biro Bangkok, Thailand. "Bahkan, US Secret Service berjanji datang ke Surabaya untuk membantu kami mendeteksi uang dolar AS palsu itu, sebab secara kasat mata memang sulit dibedakan, kecuali mereka yang tahu nomor seri uang dolar yang berlaku dan sudah tidak berlaku," tuturnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007