Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa, mengatakan penyelenggaraan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) di Bali pada Oktober mendatang dapat membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya di Bali.

"Ini semua (yang hadir) orang yang memiliki kemampuan, pengusaha-pengusaha yang kaya, pejabat-pejabat tinggi dari seluruh dunia, yang bayar sendiri dan otomatis belanjanya banyak. Kalau dia belanja dan tinggal di hotel yang ongkos sendiri, itu kan hotel ada pajaknya. Saya yakin pajaknya lebih tinggi daripada yang dikeluarkan itu," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa.

Wapres Kalla menjelaskan anggaran penyelenggaraan IMF-WB Annual Meeting yang mencapai Rp800 miliar itu digunakan untuk membiayai teknis penyelenggaraan, seperti pengamanan dan persiapan administratif.

"Rp810 miliar itu bukan hanya untuk jamuan, tetapi meliputi semua ongkos yang diperkirakan termasuk untuk security, untuk persiapan-persiapan administratif. Tentu ada juga jamuan selamat datang, tetapi sekali lagi, semua dibayar oleh yang datang, hotel dia yang bayar sendiri, makan dia bayar sendiri, kecuali ada acara tertentu," jelasnya.

Pembiayaan untuk acara tahunan IMF-WB di Bali berasal dari dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dari pos Kementerian Keuangan sebesar Rp672 miliar dan Bank Indonesia sebanyak Rp137 miliar.

Sebagian besar dari anggaran Rp672 miliar tersebut akan dimanfaatkan untuk pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi tugas-tugas kesekretariatan, sistem teknologi informasi maupun branding media.

Selama ini, pertemuan tahunan IMF-WB rutin berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat. Namun setiap tiga tahun sekali, agenda tahunan ini berlangsung di negara lain.

Keuntungan Bali menjadi tuan rumah pada 2018 adalah Indonesia memperoleh momentum bagus untuk memaparkan sejumlah keberhasilan dalam bidang ekonomi dalam beberapa tahun terakhir.

Sebanyak 15.000 orang dari 189 negara akan menghadiri pertemuan ekonomi dunia tahunan yang berlangsung pada 8-14 Oktober 2018 nanti. Mereka terdiri atas delegasi, staf dari berbagai lembaga nasional dan internasional, instansi swasta, institusi pemerintah, akademisi dan instansi terkait lainnya termasuk organisasi kepemudaan.

Bank Dunia pun menilai lokasi penyelenggaraan acara tahunan IMF-WB tersebut efektif mengingat kawasan Nusa Dua sudah sering digunakan untuk pelaksanaan acara internasional.

Press Secretary External and Corporate Relations Bank Dunia, David M. Theis mengatakan Pemerintah Indonesia tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk penyelenggaraan acara tersebut, sehingga hanya sistemnya saja yang perlu dipersiapkan.
 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018