Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Fraksi Golkar DPR Ferry Mursyidan Baldan mengatakan munculnya partai lokal di Aceh bermula untuk mempercepat reintegrasi, sehingga keliru jika justru dimanfaatkan untuk memunculkan konflik dan menjadi ruang separatisme. "Partai lokal di Aceh dibangun untuk mempercepat reintegrasi melalui proses partisipasi politik dan itu tidak ada di daerah lain. Karena itu, keliru jika dimanfaatkan sebagai ruang untuk memunculkan semangat konflik," kata Ferry di Gedung DPR Jakarta, Selasa. Ferry menjelaskan, dalam peraturan pemerintah dan UU Nomor 11 tentang Pemerintahan Aceh sudah dijelaskan bahwa tidak boleh menggunakan lambang-lambang yang bertentangan dengan semangat NKRI. "Itu, berarti separatis tidak diberikan ruang dan terhadap partai GAM, tidak bisa ruang atau pengaturan partai politik lokal menjadi ruang separatisme," tegasnya. Ferry menambahkan, simbol-simbol konflik tidak boleh dimunculkan apalagi yang mengarah pada separatisme. Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Widodo AS menyatakan bahwa segala hal yang terkait dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tetap tidak dibenarkan, termasuk pemakaian lambang dan bendera GAM untuk parpol. "Yang tersirat dengan hal-hal yang bisa menimbulkan terjadinya disintegrasi juga tidak boleh. Nah, itulah nanti yang akan ditegaskan oleh Departemen Hukum dan HAM," kata Widodo AS ketika ditemui seusai rapat interpelasi dengan DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa. Saat ini, menurut Widodo belum ada yang dapat dilakukan terkait dengan pendeklarasian Partai GAM, karena harus menunggu verifikasi yang akan dilakukan oleh Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM begitu partai tersebut mendaftarkan diri.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007