Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price pada bulan Februari 2018 bergerak turun dibandingkan bulan Januari 2018.

Data yang dihimpun Antara dari Kementerian ESDM di Jakarta, Kamis, rata-rata ICP turun sebesar 3,98 dolar AS per barel menjadi 61,61 dolar AS per barel dari 65,59 dolar AS per barel pada Januari 2017.

Tim harga minyak Indonesia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, penurunan rata-rata harga minyak mentah Indonesia tersebut mengikuti perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Februari 2018 dibandingkan bulan Januari 2018 yang mengalami penurunan:

Dated Brent dari 69,18 dolar AS per barel menjadi 65,19 dolar per barel (turun 3,99 dolar per barel). Brent (ICE) dari 69,08 dolar per barel menjadi 65,73 dolar per barel (turun 3,35 dolar per barel).WTI (Nymex) dari 63,67 dolar per barel menjadi 62,18 dolar per barel (turun 1,49 dolar per barel).Basket OPEC dari 66,88 dolar per barel menjadi 62,18 dolar per barel (turun 3,40 dolar per barel).

Penurunan harga minyak dunia ini dipengaruhi antara lain oleh publikasi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang mengindikasikan meningkatnya pasokan minyak global sebesar 0,35 juta barrel per hari menjadi rata-rata 97,66 juta barrel per hari di bulan Januari 2018.

International Energy Agency (IEA) dan Energy Information Administration (EIA) AS juga mencatat peningkatan rata-rata produksi minyak mentah tahunan di AS hingga bulan Februari 2018 mencapai level tertinggi sejak tahun 1970 yaitu sebesar 10,6 juta barrel per hari, serta berpotensi mendekati produksi Rusia serta diperkirakan akan melebihi produksi Arab Saudi pada akhir tahun 2018.

Faktor lain penurunan ini dikarenakan penguatan nilai tukar mata uang dollar AS yang disebabkan ketidakstabilan pasar modal serta spekulasi bahwa Bank Sentral AS akan menaikkan tingkat suku bunga akibat kenaikkan keuntungan obligasi.

Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh turunnya permintaan minyak mentah di Jepang dibandingkan dengan permintaan di periode yang sama pada tahun sebelumnya akibat penggunaan sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik selama musim dingin. Peningkatan pengawasan pajak konsumsi terhadap kilang independen di China juga memaksa kilang-kilang menurunkan konsumsi minyak mentahnya.

Hingga saat ini, harga minyak mentah dunia untuk pengiriman April-Mei masih fluktuatif, di kisaran 60 dolar hingga 66 dolar per barel. Pada penutupan 6 Maret 2018 Brent (ICE) untuk pengiriman Mei menunjukkan angka 65,79 dolar per barel, sementara WTI (Nymex) untuk pengiriman April diperdagangkan pada 62,32 dolar per barel dan pengiriman April pada 62,45 dolar per barel.

Baca juga: Pemerintah tetapkan ICP Juli dengan formula baru

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018