Kita memastikan, beras impor itu kita pakai untuk cadangan
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada Selasa pagi mengecek langsung stok beras Perum Bulog, yang jika diperlukan akan digunakan pemerintah untuk operasi pasar.

Enggartiasto bersama rombongan mengawali pengecekan di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia mengatakan bahwa Pemerintah menjamin beras impor asal Thailand dan Vietnam yang masuk ke pasar dalam negeri tidak akan merugikan petani.

"Beras impor yang masuk, benar masuk di gudang Bulog sebagai cadangan. Kapan dikeluarkan, nanti pemerintah akan melihat perkembangan," katanya.

Perum Bulog akan terus menyerap gabah dan beras petani sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015.

Perum Bulog menggunakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp3.700 per kilogram untuk gabah kering panen di tingkat petani dan Rp3.750 per kilogram di tingkat penggilingan. Sementara untuk gabah kering giling, HPP ditetapkan Rp4.600 per kilogram di tingkat penggilingan dan Rp4.650 di gudang Bulog.



"Dalam rakor lalu sudah ditetapkan dan ada komitmen, bahwa Bulog akan serap gabah dan beras sesuai ketentuan yang ada. Tapi ditambah fleksibilitas 20 persen. Selama di koridor itu, Bulog akan menyerap. Bulog pasti menyerap," tambah Enggartiasto.

Enggartiasto mengatakan stok beras di gudang Bulog nantinya akan digunakan untuk operasi pasar kalau harga beras melonjak.

"Dalam OP akan lebih masif untuk stabilisasi harga. Kita memastikan, beras impor itu kita pakai untuk cadangan. Tidak usah khawatir, kita akan terus melakukan OP," katanya.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan hingga akhir Februari 2018 stok beras di gudang Bulog 261.000 ton.

"Masih ada yang proses bongkar. Ada kapal yang masuk perairan dan belum bongkar. Stok eks impor harus update terus, sampai akhir bulan ini tercatat nanti 261.000 ton yang masuk gudang," kata Djarot.

Berdasarkan data dalam Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras kualitas medium yang pada Jumat (23/2) rata-rata Rp11.084per kilogram pada Senin (26/2) naik tipis menjadi Rp11.085 per kilogram, masih di atas HET yang ditentukan Rp9.450 per kilogram untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi.

Angka itu lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi awal Februari 2018, ketika harga beras dengan kualitas tersebut Rp11.225 per kilogram.

Baca juga: Penyerapan Bulog Kedu terkendala tingginya harga gabah di pasaran


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018