Surabaya, Jawa Timur (ANTARA News) - Beberapa ruas jalan dan perkampungan di Kota Surabaya kebanjiran akibat hujan deras yang mengguyur Kota Pahlawan sejak Jumat pagi hingga sore hari.

Daerah yang kebanjiran antara lain Jambangan, Mulyorejo, Ngagel, Tambaksari, Tegalsari, Indrapura, Rungkut, Dharmawangsa, Mayjen Sungkon, Gunung Anyar, dan Petemon.

"Sejak pagi sampai sore ini hujan belum reda. Ini air masuk rumah warga di kampung Medayu Utara," kata Andik, warga Medayu Utara, Rungkut, kepada Antara di Surabaya.

Hujan deras membuat banyak rumah warga kemasukan air dan warga bekerja bakti untuk membersihkannya.

"Tapi airnya tidak kunjung surut-surut, malah sekarang hujan lagi. Kami kerepotan, kami berharap Satgas PU bisa membantu kami mengatasi ini," katanya.

Seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Indrapura, Zakiyah, terpaksa tidak bisa berdinas ke luar kota karena jalanan macet akibat banjir.

"Sebetulnya kami ada tugas di luar kantor pada hari ini. Berhubung banjir dan jalanan macet, kami batalkan," katanya.

Banyak kendaraan roda dua yang mogok karena sepeda motornya terendam air setinggi lutut orang dewasa di daerah-daerah seperti Ngagel Jaya Selatan, Sidotopo, Kertajaya, Rungkut, dan Pucang.

"Saya terpaksa menuntut kendaraan yang yang mogok. Ini saya lagi mencari bengkel," kata Ardian, warga Rungkut yang terjebak macet di kawasan Ngagel.

Ketua DPRD Surabaya Armuji beserta pimpinan DPRD Surabaya melakukan inspeksi ke sejumlah lokasi untuk melihat kawasan yang terendam banjir. Ia antara lain mengunjungi Kapasari, tempat dia melihat banyak saluran air tidak berfungsi dengan baik.

"Air meluap dimana-mana. Ini dinas pekerjaan umum harus tanggung jawab karena saluran air macet," katanya.

Ia berharap dinas-dinas terkait segera mengerahkan personel untuk mengatasi masalah itu. "Kami mendapatkan laporan dari warga yang kampungnya tergenang. Kami sudah sampaikan kepada Bu Erna (Kepala Dinas PU Binamarga) agar cepat bertindak," katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pematausan dan Bina Marga Kota Surabaya Erna Purnawati tidak segera merespons permitaan untuk menanggapi masalah itu.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017