Jakarta (ANTARA News) - Dewan Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi dukungan bagi keberadaan Sekolah Tapal Batas di Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang masuk wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T).

"Saya mengapresiasi apa yang dilakukan Ibu Suraidah, seorang bidan kelahiran Sidrap, Sulawesi Selatan, yang memilih hijrah dan mendirikan Sekolah Tapal Batas," kata Anggota Dewan Proper yang juga Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian KLHK, MR Karliansyah dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan peran sekolah ini sangat strategis dalam membantu mencerdaskan anak-anak Indonesia yang berada di wilayah perbatasan. Apalagi sekolah ini mendapat dukungan dari PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero), BUMN di sektor energi terintegrasi.

Karliansyah hadir di Sekolah Tapal Batas Darul Furqan yang didirikan Suraidah bersama tim dalam rangka program visitasi. Ini adalah bagian dari penilaian Proper terhadap perusahaan yang memiliki komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan serta masyarakat. Setiap tahun Dewan Proper diberi tugas menilai kinerja perusahaan dari aspek lingkungan.

"Kehadiran saya untuk memastikan bahwa apa yang dipresentasikan oleh manajemen Pertamina EP Asset 5 Field Tarakan benar demikian di lapangan. Dan ketika saya sampai di sini saya harus katakan ini sangat luar biasa. Ada kolaborasi yang sangat baik Ibu Suraidah serta pemerintah mulai dari strata paling kecil sampai ke pemerintah provinsi," katanya.

Menurut Karliansyah, Suraidah dinilai sebagai sosok yang luar biasa, tidak seperti kebanyakan orang. "Saya juga mengapresiasi Sekolah Tapal Batas karena siswa sekolah ini yang dulu lebih banyak menghafal lagu kebangsaan Malaysia, sekarang sudah bisa menghafal Pancasila dan menyanyikan Indonesia Raya," ujarnya.

Dia juga memuji manajemen Pertamina EP yang telah memutuskan membantu Sekolah Tanpa Batas di Sebatik. Karena bisa saja perusahaan memiliki fokus untuk membantu masyarakat di dekat wilayah operasi.

"Saya berharap dukungan Pertamina EP Tarakan terus berlanjut ke depan sehingga makin banyak lagi anak yang tertolong," ujarnya.

Sekolah Tapal Batas Darul Furqan yang didirikan Suraidah pada 2014 tersebut fokus pada pemberantasan buta aksara, memberikan pendidikan bagi anak TKI dan pendidikan pemberdayaan usaha mandiri bagi masyarakat Sebatik.

Suraidah mengakui persoalan awal pendirian sekolah tapal batas adalah jauhnya jarak tempuh dari rumah siswa ke sekolah. Bahkan ada yang berdomisili di wilayah Malaysia. Kendaraan juga tidak punya sehingga banyak murid yang berjalan kaki berkilo-kilometer ke sekolah.

"Saya mendirikan rumah panggung dari kayu sebagai asrama. Anak-anak yang tempat tinggalnya jauh bisa menginap di sana," ujar Suraidah, yang memperoleh penghargaan dari Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-Pancasila) pada 21 Agustus lalu.

Pertamina EP Asset 5 Field Tarakan mulai berkolaborasi dengan sekolah tapal batas pada 2015. Sejumlah bantuan diberikan untuk sekolah ini seperti pakaian seragam, sumur bor, sistem energi surya dan gedung asrama putri.

Direktur Operasi Pertamina EP Chalid Said Salim mengucapkan terima kasih atas kunjungan Anggota Dewan Proper KLHK ke Pertamina EP Asset 5 Field Tarakan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan lainnya di Tarakan dan Nunukan yang membantu terlaksananya program tanggungjawab sosial dan lingkungan Pertamina EP.

"Pertamina EP juga berkomitmen untuk terus membantu sekolah tapal batas Sebatik. Kami saat ini tengah menyelesaikan pembangunan asrama putra," katanya.

Tahun ini ada enam unit bisnis Pertamina EP yang masuk nominasi Proper Emas. Namun, tiga unit bisnis mendapatkan kunjungan lapangan oleh Dewan Proper, salah satunya Pertamina EP Asset 5 Tarakan.

(T.F004/A026)

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017