Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan akan membangun sistem operasi loop line atau sistem perjalanan kereta api terpadu sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan perlintasan sebidang.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam diskusi "Permasalahan dan Upaya Meminimalkan Resiko Kecelakaan di Perlintasan Sebidang" di Jakarta, Selasa, mengatakan loop line untuk kereta rel listrik (KRL) tersebut akan dibangun secara melayang atau elevated.

"Sekarang lintasan kereta api di Jakarta banyak lintasan sebidang, lintasan yang mengelilingi lintasan sebidang bisa kita naikkan menjadi elevated," katanya.

Loop line adalah pola operasi satu perjalanan di sejumlah relasi kereta, sehingga penumpang tidak perlu naik turun kereta untuk transit, ke stasiun tujuan.

Dia menambahkan relasi kereta nantinya tersambung, Jakarta Kota-Bogor nanti tersambung dengan Jakarta Kota Bekasi dan Tangerang-Tanah Abang.

"Keliling, misalnya katakanlah yang ada dari Kebayoran Lama-Tanah Abang-Kota-Kemayoran nanti balik lagi ke Selatan," katanya.

Budi menyebutkan kebutuhan investasi untuk membangun sistem loop line tersebut yaitu Rp7-8 triliun yang akan diinisiasi oleh Pemda DKI, seperti MRT serta kolaborasi pemerintah pusat dan daerah.

"Proyek ada dua hal, satu investasi, kedua pekerjaan massal," katanya.

Dia menambahkan saat ini masih dalam proses studi kelaikan dan prakiraan dimulai pada Maret atau April 2018.

Selain menjadi solusi perlintasan sebidang, Budi mengatakan loop line juga menambah efisiensi, meningkatkan kecepatan dan meningkatkan kapasitas penumpang.

"Seperti halnya kereta Jakarta-Surabaya, kita syaratkan 165 kilometer satu jam, bisa ditempuh kalau tidak ada lintasan sebidang, kalau 165 kilometer per jam satu hari dua kali bolak-balik, juga terjadi di loop line dengan adanya itu, kecepatan naik, headway juga naik, pasti kapasitas bisa 1,6 - 1,7 juta penumpang," katanya.

Namun, saat ini, dia masih mengkaji apakah menggunakan rel baru atau yang sudah ada (eksisting). 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017