Surabaya (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menilai revolusi mental menjadi solusi dari tiga permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia di era globalisasi saat ini.

"Saat ini solusi untuk menghadapi masalah adalah dengan revolusi mental," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf saat menjadi narasumber Seminar Keberagaman Nilai-Nilai Pancasila di Gedung Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya, Jumat.

Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengemukakan ketiga masalah saat ini adalah merosotnya wibawa negara, lemahnya sendi perekonomian bangsa dan intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

Menurut dia, revolusi mental adalah gerakan seluruh masyarakat, baik pemerintah dan rakyat dengan cara cepat maupun tepat untuk mengangkat kembali nilai-nilai strategis yang diperlukan oleh bangsa agar mampu menciptakan ketertiban serta kesejahteraan rakyat.

"Revolusi mental memiliki tiga nilai utama, yakni integritas (jujur, dipercaya, berkarakter dan integritas), kerja keras (etos kerja, daya saing, optimistis, inovatif dan produktif), serta gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunal, berorientasi pada kemaslahatan)," ucapnya.

Orang nomor dua di Pemprov Jatim itu berharap revolusi mental harus terus digaungkan untuk membentuk karakter pemuda agar memiliki jiwa Pancasila.

Hal itu, kata dia, sekaligus menjawab tantangan ekonomi dan informasi di era globalisasi yang sudah tak lagi mengenal batas negara.

Khusus kepada pemuda, lanjut dia, diharapkan mampu mengembangkan kreativitas, berwawasan keilmuan, berjiwa pemimpin dan berjiwa Pancasila.

"Pemuda memiliki peran penting sebagai tulang punggung, harapan dan masa depan, serta garda terdepan pembangunan bangsa, baik fisik maupun mental spiritual serta karakter," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Sakernas (Agustus 2016), dari 118,41 juta penduduk Indonesia bekerja, sebanyak 28,5 persennya adalah pemuda yang menempati tiga sektor penting dalam perekonomian bangsa, yakni Jasa (51,94 persen), Manufaktur (25,03 persen) dan Pertanian (23,03 persen).

"Ini artinya, peran pemuda cukup vital dalam perekonomian. Pemuda menjadi sumber penggerak ekonomi bangsa," katanya.

(T.F014/I007)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017