Banyuwangi (ANTARA News) - Pemkab Banyuwangi membuat rumah singgah bagi warganya yang sakit dan harus dirujuk ke RSUD dr Soetomo, Surabaya, sehingga mereka tidak perlu bingung mencari penginapan, terutama untuk keluarga pengantar.

Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat menjelaskan warga tidak perlu bingung untuk menginap dan memenuhi kebutuhan penunjang lainnya saat mengantarkan keluarganya berobat ke Surabaya.

"Juga kami siapkan petugas khusus untuk membantu menangani kebutuhan warga kurang mampu selama mendampingi anggota keluarganya yang menjadi pasien di Surabaya," katanya.

Rumah singgah tersebut berada di kawasan Jalan Kemangi, Surabaya, yang dekat dengan RSUD dr Soetomo, bahkan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Rumah singgah tersebut juga tidak jauh dari Stasiun Gubeng Surabaya, sehingga memudahkan keluarga pasien yang menggunakan angkutan kereta api.

"Kami sewa rumah di situ, karena kalau beli pasti mahal. Kami renovasi, kami lengkapi toilet bagus, kamar tidur, ruang tamu, televisi, internet, dapur. Ya memang tidak seperti hotel, tapi cukup nyaman dan representatif," katanya.

Anas mengatakan, rumah singgah ini didirikan sebagai solusi membantu warga yang terpaksa dirujuk ke Surabaya. Selama ini, biaya pengobatan untuk warga miskin sudah ditanggung pemerintah lewat berbagai skema, baik Kartu Indonesia Sehat (KIS), fasilitasi Pemkab Banyuwangi, maupun BPJS secara umum. Namun, biaya akomodasi keluarga yang mengantar dan menunggui pasien tidak termasuk dalam skema itu.

"Hal itu bagi warga miskin cukup berat lho. Penginapan di Surabaya minimal Rp200.000 per malam. Kalau lebih sehari bagaimana? Belum biaya makan. Selama ini, kebutuhan itu sebagian dari saweran teman-teman. Ada juga komunitas membantu menggalang donasi. Luar biasa peran mereka," kata bupati berusia 43 tahun itu.

Karena itu, katanya, Pemkab Banyuwangi ingin meningkatkan bantuannya. Maka Anas berpikir mengenai solusi berupa rumah singgah. Di rumah singgah itu, warga pengantar tidak perlu bingung untuk shalat karena ada musala, petugas khusus, dapur untuk dimasakkan oleh petugas khusus.

"Semuanya gratis. Semoga ini bisa membantu meringankan beban warga yang sedang sakit," kata dia.

Anas menambahkan, secara bertahap, dua rumah sakit Pemkab Banyuwangi terus berbenah. Salah satu rumah sakit itu, yaitu RSUD Blambangan, sudah naik tipe dari A menjadi B, sehingga pelayanannya menjadi lebih baik dibanding rumah sakit di sekitar Banyuwangi.

Dengan demikian, kata dia, ada penyakit yang dulu harus dirujuk ke Surabaya, kini bisa ditangani di Banyuwangi, seperti bedah saraf, tumor otak, pendarahan otak, dan hidrosefalus.

"Kami sedang siapkan juga bisa pasang ring jantung di Banyuwangi secara bertahap. Tapi memang ada penyakit yang harus dirujuk ke Surabaya, terutama yang cukup berat. Nah, rumah singgah itu menjadi solusi bagi warga yang keluarganya harus dirujuk ke Surabaya," kata Anas.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Banyuwangi dr. Widji Lestariono menambahkan rumah singgah tersebut memiliki empat kamar tidur yang lumayan luas 10 tempat tidur dan dua kamar mandi. Tempat tidur tambahan juga disiapkan bila keluarga pasien cukup banyak. Tempat tidur tambahan itu ditempatkan di ruangan cukup luas yang juga bisa berfungsi sebagai ruang tamu dan ruang tunggu.

"Kami sedang lengkapi fasilitas layaknya penginapan. Dalam satu bulan ini selesai. Sehingga bisa segera dimanfaatkan warga Banyuwangi," kata dr Rio, sapaan akrabnya.

(T.M026/J003)

Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017