Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Venezuela, Hugo Chaves, mendapat undangan khusus dari Ketua DPR RI, Agung Laksono, untuk meresmikan Sekolah Politeknik yang dibangun atas bantuan pemerintah dan masyarakat Venezuela di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Ketua DPR RI, Agung Laksono, mengemukakan hal itu dalam pertemuan bilateral dengan delegasi Parlemen Parlemen Venezuela yang dipimpin Presiden Kelompok Amerika Latin dan Karibia PBB (UN Latin American and Caribbean Group/GRULAC), Dario Vivas di Bali Room, Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Sabtu. Hal tersebut merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan pra meeting, sehari sebelum dibukanya Sidang ke-116 Inter-Parliamentary Union (IPU, Uni Parlemen Sedunia), 29 April hingga 4 Mei 2007 di Bali International Convention Centre (BICC). Agung Laksono yang ketika pertemuan itu didampingi Anggota Komisi I DPR RI sekaligus Badan Kerjasama Antar Parleman (BKSAP) DPR RI, Tuti Indarsih Loekman dan menjadi delegasi Parlemen Indonesia, menegaskan, Indonesia memberikan dukungan atas kedaulatan setiap negara menggunakan sumberdaya alamnya. "Terutama untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraaan rakyatnya, seperti yang dilakukan Venezuela di bawah pimpinan Hugo Chaves," kata Agung Laksono. Hugo Chaves merupakan salah satu tokoh dunia yang berada di barisan terdepan penentang berbagai kebijakan Presiden Amerika Serikat George W Bush, terutama terkait pengelolaan sumberdaya alam, maupun hubungan-hubungan ekonomi internasional. Kendati memberi apresiasi atas sikap Hugo Chaves, namun Agung Laksono mengatakan, pola yang dilakukan pemerintah Venezuela untuk melakukan nasionalisasi perusahahaan asing di negaranya (termasuk milik AS), tidak berarti akan dikuti Indonesia. "Indonesia tetap menghormati perjanjian investasi dengan perusahaan perusahaan asing di Indonesia, tidak bisa begitu saja mengabaikan perjanjian tersebut. Kalau Venezuela melakukannya, itu adalah kebijakan pemerintahnya yang disesuaikan dengan kondisi negaranya", kata Agung Agung kepada pers, usai pertemuana tersebut. Mengenai permintaan kepada Presiden Hugho Chavez, agar berkunjung ke Indonesia, khususnya meresmikan proyek pendidikan bantuan negaranya di Aceh, pihak parlemen Indonesia mengharapkan adanya undangan resmi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketua DPR RI yakin, dengan adanya undangan pemerintah Indonesia, Presiden Chavez pasti bersedia datang ke Indonesia. Dalam kesempatan itu, Agung Laksono juga menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang telah diberikan pemerintah dan rakyat Venezuela kepada Indonesia. "Bantuan yang diberikan Venezuela tidak sekedar retorika. Bantuan Venezuela juga amat dirasakan oleh rakyat Aceh. Karena itu, kami berharap Presiden Hugo Chaves bersedia meresmikan secara langsung Sekolah Politeknik di Aceh yang dibangun atas bantuan Venezuela," katanya lagi. Kepada delegasi Venezuela, Agung Laksono menyampaikan harapannya, agar hubungan antara kedua negara dapat terus ditingkatkan, tidak hanya antar parlemen. "Hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Venezuela dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan hingga 20 persen. Karena itu kami berharap hubungan antara kedua Negara, termasuk hubungan antar perusahaan kedua negara dapat lebih ditingkatkan dan menjadi lebih mesra," ujar Agung Laksono. Sementara itu, Ketua Delegasi Venezuela, Dario Vivas meminta dukungan delegasi Indonesia terhadap beberapa poin resolusi yang akan diajukan mereka. Antara lain terkait dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat Venezuela tentang Amerika Serikat. "Bagi Venezuela, tidak ada alasan untuk tidak mencintai masyarakat dunia. Kami cinta semua masyarakat di dunia. Kami cinta Indonesia," kata Dario Vivas. Namun, terkait dengan propaganda yang dilakukan Amerika Serikat terutama mengenai pemanfaatan sumberdaya pertambangan milik Venezuela, Delegasi Venezuela khawatir dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi maupun politik, baik di negaranya, maupun di dunia. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007