Damaskus, Suriah (ANTARA News) - Gencatan senjata di seluruh negeri yang diperantarai oleh Turki dan Rusia masih berjalan di sebagian besar daerah Suriah, kendati ada pelanggaran sporadis di dekat Damaskus dan di pinggiran Kota Aleppo, Suriah Utara.

Tak ada korban jiwa sipil yang dilaporkan setelah gencatan senjata berjalan sampai Jumat dini hari, kata Observatorium Suriah bagi HAM.

Tapi organisasi pengawas yang berpusat di Inggris itu mengatakan daerah yang dikuasai gerilyawan di Kota Kecil Wadi Barada di bagian barat-laut Ibu Kota Suriah, Damaskus, menghadapi serangan udara. Serangan tersebut diikuti  bentrokan antara pasukan pemerintah Suriah dan kelompok gerilyawan.

Bentrokan terutama dengan Jabhat Fateh Ash-Sham --yang dulu dikenal dengan nama Front An-Nusra-- yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dan tak dimasukkan dalam gencatan senjata sebab kelompok itu dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris, bersama dengan IS.

Gerilyawan di Wadi Barada, tempat mata air Figeh menjadi sumber pasokan utama air buat Damaskus, telah memutus air minum ke ibu kota selama delapan hari, sehingga pemerintah dipaksa menggunakan sumur cadangan untuk memenuhi keperluan lebih dari lima juta warga di kota tersebut.

Pemadaman seperti itu telah menambah beban bagi Damaskus, sebab warga berjuang untuk memenuhi keperluan air, sementara tak terlihat penyelesaian dalam waktu dekat.

Selain di Wadi Barada, dua bom mortir yang ditembakkan oleh pasukan pemerintah mendarat di Daerah Ghouta Timur, yang dikuasai gerilyawan, di Kota Kecil Jisreen, kata Observatorium itu tanpa memberi perincian mengenai korban tewas.

Observatorium Suriah bagi HAM, yang mengatakan organisasi itu mengandalkan jaringan pegiat di lapangan, mengatakan, kelompok gerilyawan --yang diduga memiliki hubungan dengan Jabhat Fateh Ash-Sham-- menyerang posisi pemerintah di kota kecil Mhardeh , di Provinsi Hama, di Suriah Tengah, menewaskan dan melukai enam prajurit.

Sementara itu, di pinggiran utara Hamas, pasukan pemerintah menyerang daerah yang dikuasai gerilyawan di Kota Kecil Taybat Imam dan Btaish dengan menggunakan senapan mesin.

Di Provinsi Daraa di Suriah Selatan, satu bom barel yang ditembakkan pasukan pemerintah ditujukan ke bagian tengah ibu kota provinsi tersebut, yang memiliki nama yang sama dengan nama provinsi itu, kata Observatorium tersebut.

Bentrokan sporadis juga dilaporkan terjadi di Provinsi Idlib di bagian barat-laut negeri itu, yang sebagian besar dikuasai gerilyawan.

Gencatan senjata itu yang ketiga di Suriah. Gencatan senjata pertama pada Februari, yang berlangsung sekitar tiga bulan sebelum ambruk, dan yang kedua pada September tapi hanya berjalan satu pekan.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016