Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan konsumsi rumah tangga dalam Produk Domestik Bruto akan naik pada triwulan III 2016 melebihi pertumbuhan 5,04 persen pada triwulan II, salah satu faktornya karena konsumsi tinggi pada Idul Fitri 2016.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowati di Jakarta, Kamis, mengungkapkan kenaikan konsumsi rumah tangga juga terindikasi dari meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara triwulanan menjadi 112,5 dari 111,6 poin di triwulan II.

"Dengan kenaikan IKK (secara triwulanan), lazimnya konsumsi rumah tangga juga naik," ujar Hendy.

Konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto, atau sebesar 55,9 persen, dan selanjutnya komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

Meskipun secara triwulanan naik, IKK secara bulanan justru menurun. IKK September 2016 sebesar 110,0 dibandingkan Agustus 2016 yang sebesar 113,3 poin.

Perolehan IKK ditemukan dari survei konsumen terhadap 4.600 rumah tangga responden di 18 kota. IKK yang berada di atas 100 persen menggambarkan bahwa sebagian besar responden masih optimistis dengan kondisi perekonomian Indonesia.

Jika di bawah 100 persen, diartikan bahwa responden mulai pesimistis terhadap kondisi perekonomian.

Hasil survei konsumen September 2016 juga menyebutkan konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga akan meningkat pada Desember 2016, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga bulan mendatang yang naik 17,6 poin menjadi 168,7.

"Tekanan kenaikan harga tertinggi diperkirakan terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dan kelompok bahan makanan," kata dia.

"Untuk kondisi enam bulan mendatang (Maret 2017), konsumen memperkirakan kenaikan jumlah tabungan tidak lebih tinggi dari bulan sebelumnya," tambahnya.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016