Jakarta (ANTARA News) - Menko Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dalam pertemuan dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, sepakat untuk memperkuat kerja sama penanggulangan terorisme melalui dunia maya.

"Sudah ada kerja sama mengenai pengamanan informasi kedua negara, kemudian ada juga forum konsultasi mengenai keamanan dan pertahanan Indonesia dan Rusia. Itu akan kami tindak lanjuti dengan satu langkah yang lebih konkret," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin.

Kerja sama ini sejalan dengan upaya Indonesia mengajak dunia memerangi terorisme yang salah satunya diwujudkan dengan penyelenggaraan Pertemuan Internasional Penanggulangan Terorisme (IMCT) di Bali, Agustus lalu, yang disebut Wiranto sebagai sebuah langkah maju.

Dalam pertemuan yang diikuti 36 negara itu, Wiranto menyebut beberapa komitmen negara-negara dalam penanganan terorisme antara lain meningkatkan penggunaan teknolgi cyber atau siber, menyelesaikan terorisme di wilayah perbatasan yang hanya bisa dilakukan dengan perjanjian bilteral atau multilateral.

Selanjutnya, memotong jalur pendanaan teroris, menetralisir kemiskinan, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan yang dianggap menjadi sumber gerakan radikal dan terorisme.

"Faktor-faktor itu adalah makanan empuk' bagi tokoh terorisme dunia. Inilah yang akan menjadi objek kerja sama dengan Rusia, yakni tukar pengalaman untuk menghadapi terorisme," kata mantan Panglima ABRI itu.

Terkait kerja sama di bidang alat utama sistem senjata (alutsista), Wiranto mengatakan prajurit TNI telah menggunakan cukup banyak alutsista dari Rusia.

"Ada satu sistem yang sudah klop' dengan alutsista (Rusia). Alutsista itu tidak boleh terlalu bermacam teknologinya karena akan menyulitkan dalam pencarian onderdil dan alih teknologi," tutur dia.

Secara umum hubungan bilateral Indonesia dan Rusia cukup baik, ditunjukkan dengan peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara.

Mei lalu, Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Bisnis Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Rusia yang diselenggarakan di Sochi, Rusia.

Selain menyepakati kerja sama investasi dalam pembangunan kereta api barang di Kalimantan senilai Rp1,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS), Indonesia dan Rusia juga melakukan kerja sama dalam pemberantasan penangkapan ikan ilegal, bidang kearsipan dan pertahanan, serta keamanan dan pertukaran informasi pencegahan terorisme.

Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016