Laut Jawa (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu, menyaksikan latihan tempur dengan nama sandi Armada Jaya XXXIV/2016 di Laut Jawa dari Geladak Isyarat KRI Banjarmasin-592.

Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) sekitar pukul 08.50 WIB, kemudian menuju KRI Banjarmasin-592 menggunakan Helikopter Bell TNI AL dengan waktu tempuh sekitar 36 menit dan mendarat sekitar pukul 09.36 WIB.

Turut mendampingi Presiden yakni Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Timur Sukarwo.

Setibanya di Lounge Room Perwira, Jokowi menerima paparan singkat dari Komandan Satuan Tugas Laksamana Pertama TNI TSNB Hutabarat mengenai penembakan senjata strategis.

Setelah itu, Presiden menuju Geladak Isyarat KRI Banjarmasin-592 dengan berjalan kaki untuk menyaksikan demo keterampilan TNI AL, di antaranya latihan penembakan roket kapal selam jenis RBU 6000 oleh empat KRI Kelas Parchim.

Berikutnya, latihan evakuasi medis udara antarkapal menggunakan helikopter, latihan pembekalan di laut untuk melaksanakan transfer logistik maupun personel, dan latihan penembakan senjata antikapal permukaan menggunakan senjata meriam berbagai kaliber dengan sasaran menggunakan Killer Tomatto.

Dalam keterangannya kepada wartawan di Geladak KRI Banjarmasin-592, Presiden menekankan pentingnya latihan rutin tersebut.

"Ya, ini adalah latihan puncak (TNI) Angkatan Laut yang dilakukan setiap dua tahun, dan dalam latihan ini dicoba senjata-senjata strategis yang kita punya, tadi sudah dicoba rudalnya, sudah dicoba juga meriam artilerinya, dan juga roket-roket antikapal selam juga sudah dicoba," kata Jokowi.

Selain untuk menguji coba senjata strategis yang dimiliki TNI AL, latihan itu sekaligus untuk menunjukkan kepada publik bahwa senjata strategis Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

Sejumlah senjata strategis yang diuji coba pada kesempatan itu di antaranya rudal C705 jenis SSM buatan China  dengan kemampuan menghancurkan satu corvette berbobot 1.500 kg. Rudal tersebut diluncurkan dari KR Clurit 641.

Dari geladak KRI Banjarmasin-592, Presiden memberikan komando kepada KRI Clurit 641 untuk meluncurkan rudal C705.

Torpedo SUT buatan Jerman yang memiliki jarak efektif 12 km - 28,5 km dan kecepatan 18-34 juga diujicobakan dalam latihan itu. Kapal yang menembakkan artileri di antaranya KRI Diponegoro dan KRI Usman Harun.

Sementara KRI Kujang sedianya meluncurkan rudal C02 yang juga buatan China, namun batal. Rudal tersebut mampu menghancurkan satu destroyer berbobot 3.000 kg.

Latihan tempur itu dilakukan secara rutin setiap dua tahun sekali.

Sementara itu, sekitar pukul 12.40 WIB Presiden menuju Situbondo untuk melanjutkan agenda kunjungan kerja berikutnya di Jatim.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016