Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menggenjot pendapatan melalui digitalisasi, yakni dengan memperluas akses penjualan secara elektronik atau e-commerce.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk usai konferensi pers, di Jakarta, Senin, mengatakan, saat ini saluran distribusi pembelian tiket melalui media digital atau elektronik masih 22 persen, dibandingkan nondigital 78 persen di Triwulan II Semester I 2016.

"Saya belum menaruh target besar karena ini merupakan proses panjang, tapi kalau bisa 30 persen sampai akhir tahun ini," katanya.

Wibowo mengatakan, penggunaan berbasis digital masih sangat kurang, bukan hanya domestik, tetapi juga di pasar internasional, yaitu di Australia, Jepang, Korea Selatan, China, dan Eropa.

Dia menjelaskan dengan memperluas saluran distribusi melalui pijakan digital, seperti situs atau aplikasi di telepon genggam, maka pelanggan akan semakin merasa dekat secara personal.

"Semakin individual sesorang dalam bertransaksi, dia semakin loyal dan pada saat yang bersamaan, kita akan tempel dengan nilai yang lebih serta kemudahan-kemudahan lainnya," katanya.

Dia mencontohkan sistem penghitungan mil penerbangan pada Garuda Frequenty Flyer, bisa dimanfaatkan untuk dihubungkan ke bank-bank atau institusi lain.

"Semakin mudah kita 'empel', semakin banyak nilai yang diberikan kepada pelanggan yang tidak bisa dimiliki oleh maskapai lain," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, bisa menggenjot pendapatan ke perseroan, terlebih dengan membuka kerja sama dengan mitra bisnis, seperti bank.

"Ini pun bukan hanya di domestik saja yang kurang menggunakan web-based (berbasis situs), tetapi di Australia, Jepang, Korea Selatan, China, dan Eropa masih kecil porsinya," katanya.

Wibowo juga tidak akan berfokus pada pasar penumpang, tetapi juga pasar kargo yang harus difasilitasi sistem penjualan elektroniknya.

"Salah satu yang menghasilkan pendapatan adalah dari bisnis pendukung, di antaranya kargo, tapi harus ditopang dengan e-commerce yang kokoh," katanya.

Dia menambahkan tidak tertutup kemungkinan bagi Garuda untuk menjalin usaha patungan (joint venture) dengan perusahaan layanan kurir dalam upaya tersebut.

"Agar digitalisasi bukan hanya port to port tapi dari port to door  dan door to door," katanya.

Pasalnya, dia mengatakan kargo telah menjadi pondasi perusahaan pada 2016 karena berkontribusi pada pendapatan selama semester I 2016.

Pendapatan dari kargo naik delapan persen atau naik menjadi 107,78 juta dolar AS atau naik delapan persen dari 99,8 juta dolar AS pada periode yang sama 2015.

Sedangkan, penumpang yang diangkut 16,6 juta penumpang dengan tingkat ketepatan waktu penerbangan 91,3 persen pada semester I 2016. 

Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016