Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa merevisi turun proyeksi pertumbuhan global 2016 dan 2017, karena ketidakpastian seputar keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,1 persen pada 2016 dan 3,4 persen pada 2017, keduanya 0,1 persen lebih rendah dari perkiraan pada April, menurut laporan World Economic Outlook yang diperbarui yang dirilis pada Selasa.

"Hasil dari referendum Inggris, yang mengejutkan pasar keuangan global, menyiratkan perwujudan risiko penurunan penting bagi perekonomian dunia. Akibatnya, prospek global untuk 2016-2017 memburuk, meskipun lebih baik dari perkiraan kinerja di awal 2016," kata IMF.

IMF mengatakan bahwa ketidakpastian seputar Brexit diproyeksikan menimbulkan korban pada kepercayaan dan investasi, termasuk dampak pada kondisi keuangan dan sentimen pasar yang lebih umum.

Tapi lembaga itu menambahkan revisi terkait Brexit terkonsentrasi di negara-negara maju Eropa, dengan dampak yang relatif lebih rendah di tempat lain, termasuk di Amerika Serikat dan China.

Sementara prospek untuk negara-negara maju memburuk, IMF tidak mengubah prospek negara-negara "emerging market" dan negara berkembang.

IMF memperkirakan ekonomi negara-negara maju tumbuh 1,8 persen pada 2016 dan 2017, masing-masing turun 0,1 persentase poin dan 0,2 persentase poin dari perkiraan pada April.

Namun, IMF mempertahankan perkiraannya untuk pertumbuhan negara-negara berkembang. Negara-negara emerging market dan berkembang diperkirakan akan tumbuh 4,1 persen pada 2016 dan 4,6 persen pada 2017.

IMF juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini menjadi 6,6 persen dari perkiraan April sebesar 6,5 persen, mengatakan prospek jangka pendek telah meningkat karena dukungan kebijakan baru-baru ini.

IMF merevisi prediksinya untuk pertumbuhan ekonomi AS pada 2016 turun menjadi 2,2 persen dari perkiraan April sebesar 2,4 persen, karena pertumbuhan yang lebih lemah dari perkiraan pada kuartal pertama.

Selain kemungkinan penurunan terkait dengan ketidakpastian Brexit itu sendiri, ada risiko-risiko penurunan lainnya, termasuk krisis pengungsi di Eropa, pengangguran jangka panjang, kredit bermasalah, ketergantungan pada utang, dan risiko geopolitik, kata kepala ekonom IMF Maury Obstfeld pada Selasa, seperti dikutip dari laporan Xinhua.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016