Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan bulan Ramadhan merupakan momentum untuk memaksimalkan perdamaian serta penguatan toleransi dan solidaritas sosial.

"Jadi, aneh jika kemudian berpuasa tapi melakukan kekerasan, pemaksaan dan kesewenangan ke orang lain," kata Eva di Jakarta, Jumat.

Eva lantas menyitir ucapan Bung Karno yang mengingatkan agar beragama secara berbudaya, ada nilai kemanusiaan, dan menjaga kehidupan.

"Bukan justru merusaknya," kata anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu.

Eva mengatakan Ramadhan merupakan momentum untuk memaksimalkan peran manusia sebagai pemimpin di bumi sekaligus memperkuat iman dan taqwa untuk membentengi diri dari paham-paham kekerasan.

Secara terpisah, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Dede Rosyada MA mengimbau agar bulan Ramadhan bisa dilampaui dengan baik dan damai.

"Masyarakat harus memahami bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, jadi melaksanakan agama dengan pesan-pesan penuh kedamaian," katanya.

Ia mengatakan puasa merupakan ibadah yang memadukan keikhlasan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta dan keikhlasan hubungan antara manusia dengan manusia.

Secara pribadi puasa merupakan media mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan dari aspek sosial puasa mengajarkan kepedulian kepada sesama, memperbanyak amal saleh, dan tidak mengumbar nafsu konsumtif.

"Puasa hendak mengajarkan bagaimana manusia mengendalikan diri dalam kehidupan. Dalam konteks ini, Islam mengajarkan kepedulian sosial melalui zakat fitrah di akhir Ramadhan," katanya.

Dede juga mengingatkan bahwa umat Muslim di Indonesia harus menyadari hidup di tengah keberagaman dengan Pancasila sebagai dasar negara sehingga harus dikembangkan terus sikap saling menghormati dengan umat beragama lain.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016