Jakarta (ANTARA News) - Dr Arifin K Anwar, dalam keadaan koma, dievakuasi dengan pesawat ambulance udara dari Bajawa, NTT, ke Yogyakarta dan tiba pukul 13.15, langsung dirawat di RS Dr. Sardjito.

Siaran pers AGPeduli yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyatakan kondisinya stabil selama dalam perjalanan dan dipantau terus menerus di dalam pesawat selama terbang,

Dr Arifin (36 tahun) yang dievakuasi darurat medik melalui udara oleh tim Artha Graha Peduli mengalami cedera kepala dan koma akibat terjatuh saat bersepeda di kawasan perbukitan Kabupaten Ngada, Pulau Flores.

"Cedera ketika jatuh dari sepeda di bukit. Pas turunan ada kerikil-kerikil dan berusaha ngerem dibantu kaki juga. Namun, sepedanya terjungkal ke depan," kata dr Graz Rimba, dokter dari Artha Graha Peduli yang memimpin evakuasi medik setibanya di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, Sabtu siang.

Musibah itu terjadi dua hari lalu, Kamis 19 Mei 2016.

"Pasien memakai helm, tetapi tetap kepalanya kena benturan di dalam helmnya," cerita Graz yang membawa dr Arifin Anwar bersama isterinya, dr Agustina Puspasari, dari Bajawa ke Yogyakarta dengan pesawat ambulans udara Medevac jenis Bombardier Learjet 31A.

Evakuasi medik ini, kata Graz, sangat darurat dilakukan karena pasien dalam keadaan "intra cranium injury", yaitu cedera di kepala sehingga menyebabkan koma. Pasien dalam kondisi "intra cranium injury" harus dibantu dengan ventilator karena tidak bisa bernafas secara spontan. "Nafasnya dibantu mesin istilahnya," kata dr Graz.

AGPeduli menyerah Arifin kepada keluarga secara resmi dan ke RS Dr.Sardjito untuk perawatan lebih lanjut. Yang mewakili keluarga adalah istri dan ayah dari dr Arifin Anwar.

Agustina Puspasari menyatakan apresiasinya dan mengucapkan terimakasih kepada tim AGPeduli yang telah membantu mengevakuasi suaminya dari penyiapan pesawat hingga tertangani oleh tim medis di RS Dr Sardjito.

Dr Rukmono, selaku Direksi RS Sardjito juga mengucapkan penghargaan kepada AGP. "Ini misi yang luhur tanpa pamrih membantu sesama dan perlu jadi contoh bagi yang lain," katanya.

Evakuasi medik ini merupakan yang kedua dilakukan oleh Artha Graha Peduli dalam program yang dinamakan Artha Graha Peduli Dokter.

Sebelumnya, pada 26 Nopember 2015, Tim AGP membantu evakuasi pasien atas nama dr. Firman Budi beserta dua perawat Intan dan Ade yang terkena malaria di distrik Iwur pedalaman Papua. Dengan pesawat sewaan, ketiganya mendarat dengan selamat di Bandara Sentani, Jayapura.

Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016