Jakarta (ANTARA News) - Artha Graha Peduli mengirim pesawat jet dan tim dokter untuk melakukan evakuasi medik terhadap dr. Arifin K Anwar (36 tahun) yang koma akibat cedera di kepala dari Bajawa, Kabupaten Ngada, NTT, untuk dibawa ke rumah sakit rujukan di Yogyakarta.

Siaran pers AGPeduli yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan Pesawat Medevac jenis Bombardier Learjet 31A yang berangkat Sabtu pagi dari Halim Perdana Kusuma Jakarta sudah tiba di Bandara Bajawa sekitar pukul 10.00 waktu setempat.

Setelah pengisian bahan bakar, segera terbang membawa pasien ke Bandara Adisucipto, Yogyakarta.

"Doakan perjalanan lancar dan dr Arifin dapat segera ditangani di RS Yogya," kata dr Graz Rimba, dokter dari AGP yang memimpin proses evakuasi bersama-sama dengan pihak terkait seperti kementerian kesehatan, dinas kesehatan setempat dan pihak RS Bajawa.

Selain dr Arifin, turut dalam pesawat Medivac dari Bajawa ke Yogya adalah dr Agustina Puspasari yang merupakan anggota keluarga, serta tim medis dr Graz Rimba dan dr Sudadi Sp.An.

Evakuasi medik ini sangat darurat dilakukan karena pasien dalam keadaan "intra cranium injury", yaitu cedera di kepala sehingga menyebabkan koma.

Pasien dalam kondisi "intra cranium injury" harus dibantu dengan ventilator karena tidak bisa bernafas secara spontan. "Nafasnya dibantu mesin istilahnya," kata dr Graz.

Belum diketahui pasti penyebab cedera di kepala tersebut apakah karena kecelakaan lalulintas atau terjatuh. Dr Arifin Anwar yang lahir di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, adalah dokter PNS di RS Bajawa.


Evakuasi Kedua


Evakuasi ini merupakan yang kedua dilakukan oleh Artha Graha Peduli dalam program yang dinamakan Artha Graha Peduli Dokter.

Sebelumnya, pada 26 Nopember 2015, Tim AGP membantu evakuasi pasien atas nama dr. Firman Budi beserta dua perawat Intan dan Ade yang terkena malaria di distrik Iwur pedalaman Papua.

Dengan pesawat sewaan, ketiganya mendarat dengan selamat di Bandara Sentani, Jayapura.

"Artha Graha Peduli Dokter didirikan untuk membantu para dokter yang menjalankan tugas negara di daerah terpencil dan perbatasan negara. Jangan sampai ada dokter yang gugur dalam tugas negara seperti dokter Andra tempo hari," kata Graz Rimba.

Ia mengimbau perusahaan-perusahaan lain juga memiliki kepedulian dan keterpanggilan untuk membantu dokter yang berjuang di daerah terpencil.

Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016