New York (ANTARA News) - Harga minyak ditarik kembali dari kerugian awal pada Kamis (Jumat pagi WIB) menjadi berakhir hampir tidak berubah, karena pasar fokus pada berlanjutnya gangguan pasokan di Nigeria dan Kanada serta potensi gangguan di Venezuela yang sedang bergolak.

Harga ditutup di bawah tertinggi 2016 yang dicapai pada Rabu, dengan patokan AS minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun tipis tiga sen menjadi berakhir di 48,16 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North untuk penyerahan Juni, mundurs 12 sen menjadi ditutup pada 48,81 dolar AS per barel di perdagangan London.

Dolar yang lebih kuat, didorong oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada Juni atau Juli, masih memiliki tekanan turun pada minyak mentah, yang dihargakan dalam dolar.

Penguatan dolar AS membuat minyak mentah yang dihargakan dalam greenback lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Di Kanada, kamp-kamp pekerja minyak di wilayah pasir minyak Fort McMurray tetap ditutup dan sekitar satu juta barel per hari produksi tertutup, karena kebakaran hutan meluas menjauh dari daerah tersebut.

"Api terus menyebar ke timur laut, dan menjauh dari masyarakat dan fasilitas-fasilitas pasir minyak serta masuk ke wilayah-wilayah hutan," kata manajer kebakaran hutan Alberta, Chad Morisson.

"Kami menahan kebakaran kemarin di semua area kritis dan dengan suhu yang lebih rendah serta kelembaban lebih tinggi kami terus melihat lebih berhasil pada hari ini." Tidak ada ancaman langsung terhadap fasilitas pasir minyak, tambahnya.

Analis minyak dan gas EY, Sanjeev Gupta, mengatakan pasar juga memantau indikator laju pertumbuhan di konsumen utama di seluruh dunia, setelah Jepang berbalik tumbuh lebih baik dari perkiraan 0,4 persen pada kuartal pertama tahun ini.

"Dalam waktu dekat, pasar minyak akan mengawasi dengan cermat data ekonomi dari Jepang dan Amerika Serikat yang akan dirilis minggu depan," kata Gupta.

"Pemadaman dan gangguan pasokan di Kanada, Nigeria dan Venezuela juga akan berdampak pada keseimbangan pasar minyak," katanya dalam sebuah catatan.

Pasokan minyak mentah yang cukup juga membebani pasar. Pasokan minyak mentah AS pekan lalu naik 1,3 juta barel menjadi 541,3 juta barel, menurut laporan mingguan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang dirilis Rabu. Demikian laporan AFP dan Xinhua.

(A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016