Jakarta (ANTARA News) - Perempuan kelahiran Indramayu bernama Hartini dinyatakan positif terkena Human Immunodeficiency Virus (HIV) memilih membuka statusnya di depan publik ketika kebanyakan orang memilih untuk diam.

Ia memiliki misi tersendiri yang diharapkan mampu menginspirasi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) lainnya.

"Karena testimoni air mata sudah tidak berlaku lagi. Saya memilih untuk mengedukasi apa itu HIV/AIDS, bagaimana ciri-cirinya, bagaimana mencegahnya, dengan membuka diri," kata Hartini di Jakarta, Sabtu.

Hartini, yang pada 2008 harus mengambil antiretroviral (ARV) setiap bulan di rumah sakit, selalu saja menemui Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) baru.

Ia lalu merasa prihatin dengan kondisi itu sehingga ingin sekali turut berkontribusi mencegah penularan virus tersebut kepada lebih banyak orang.

Ia sendiri ingin dengan pemahaman yang benarp pada masyarakat, maka tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHA yang sama-sama hidup berdampingan dengan mereka.

"Kami tidak minta diistimewakan. Hanya jangan sampai misalnya ayah ibunya ODHA, tapi anak-anaknya dilarang bermain dengan anak tetangga. Jelas itu karena ketidaktahuan informasi tentang cara penularan HIV dan sebagainya," ujar Hartini.

Upayanya ini didukung penuh oleh sang suami sehingga Hartini mendapat dukungan penuh dari keluarga untuk turut mengedukasi masyarakat.

Menurutnya, tempat terbaik bagi ODHA adalah keluarga di mana dukungan untuk terus positif menatap hidup amat sangat dibutuhkan dan bukan penghakiman.

"Keluarga saya mendukung. Suami saya mendukung. Ia selalu bilang, teruslah melakukan kegiatan positif, sehingga kelak kamu akan dikenang karena perbuatan positif bukan orang dengan HIV positif," tutup Hartini.

Hartini juga mengungkapkan perjuangan dan kisah hidupnya pada buku berjudul "Hartini Memoar Seorang Perempuan dengan HIV" yang ditulis Anang YB dan diterbitkan oleh Gramedia.

Sejak peluncurannya pada Sabtu (14/5), buku tersebut sudah bisa didapatkan di toko buku kesayangan.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016