Mataram (ANTARA News) - Badan SAR Nasional menggelar pelatihan upaya pencarian dan penyelamatan bagi masyarakat dan pelajar di Nusa Tenggara Barat agar mereka bisa menjadi insan yang siap siaga dalam kondisi membahayakan jiwa manusia.

Kegiatan pelatihan penyelamatan di air dan "SAR Goes to School" yang dipusatkan di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa, dibuka Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo, S.Sos.

Kegiatan pelatihan tersebut diikuti oleh 35 orang peserta dari unsur pemerintah, pengelola jasa pariwisata, swasta, serta nelayan dari Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara, serta pelajar sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan sederajat dari Kabupaten Lombok Timur.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo, S.Sos, menjelaskan, tugas SAR adalah tugas mulia dalam bingkai misi kemanusiaan yang dilakukan secara bersama-sama, baik oleh TNI-Polri, pemerintah, maupun unsur masyarakat lainnya.

"Tidak ada ego sektroral dalam operasi SAR. Basarnas adalah leading sector dan semua unsur bersatu padu dalam operasi SAR guna menyelamatkan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah," katanya.

Menurut dia, pelatihan upaya penyelamatan di air yang digelar oleh Kantor SAR Mataram tentu akan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat, khususnya nelayan yang menjadi peserta tentang bagaimana melaksanakan pertolongan di perairan.

"Saya memandang bahwa pelatihan ini relevan, mengingat wilayah kerja Kantor SAR Mataram khususnya di Indonesia, mayoritas adalah wilayah perairan," ujarnya.

Sementara program "SAR goes to school", kata Soelistyo, merupakan salah satu bentuk SAR preventif guna memberikan edukasi kepada para generasi penerus bangsa agar mereka memahami SAR secara komperehensif.

SAR preventif yang diberikan kepada pelajar mulai dari tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah hingga sekolah menengah atas dan madrasah aliyah juga menjadi salah satu upaya membangun karakter bangsa yang kuat, tahan terhadap segala musibah, baik kecelakaan, bencana maupun kondisi membahayakan manusia.

"Dengan memberikan pemahaman SAR kepada anak-anak sejak usia dini, kami berharap menjadi embrio terbangunnya budaya SAR di masyarakat," katanya.

Pewarta: Awaludin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016