Surabaya (ANTARA News) - Seorang wanita mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) bernama Mamik Kasiati asal Madiun, Jawa Timur, yang saat ini sedang ditampung di Asrama Transito di Surabaya, dilarikan ke rumah sakit karena mengeluh akan melahirkan.

"Bu Mamik sepertinya mau melahirkan dan dilarikan ke RS Haji Sukolilo Surabaya pada Sabtu (23/1) malam," ujar Kepala Bidang Kewaspadaan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur Edi Supriyanto kepada wartawan, Minggu.

Ia meminta kepada ibu yang mengandung anak keempatnya tersebut untuk tidak memikirkan biaya persalinan karena akan dibahas oleh Pemerintah Provinsi setempat.

"Yang jelas tugas saya di sini hanya mengawasi dan bertanggung jawab menyediakan segala kebutuhan mereka yang kurang seperti makan, minum, pakaian, dan tempat," ucapnya.

Sementara itu, sejak ditempatkan di Asrama Transito milik Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jatim di Jalan Margorejo Surabaya pada Sabtu pagi, sejumlah kegiatan sudah dilakukan, antara lain pendataan, permainan, pembinaan hingga silaturahim.

Saat digelar silaturahim dengan pemerintah dan aparat, tidak sedikit warga mantan Gafatar yang mengeluh dan meminta kebutuhan sehari-harinya dipenuhi, seperti pakaian dan perlengkapan, khususnya untuk anak-anak.

Salah seorang mantan anggota Gafatar, Yamiartiwi, mengaku ikut aliran tersebut karena dijanjikan pekerjaan layak di Kalimantan Barat, namun malah diberikan lahan untuk bertani.

"Kami juga disuruh membangun tempat tinggal sehingga membuka seperti benar-benar baru pindahan," kata wanita asal Blitar, Jawa Timur, yang bergabung sejak November 2015 tersebut.

Ia mengaku menyesal telah meninggalkan sebagian keluarga, bahkan menjual dua sepeda motor hasil jualan es lilin suaminya.

Sampai saat ini, total 387 orang dari sekitar 600 orang lebih mantan pengikut Gafatar ditampung sementara, sebelum diserahkan ke keluarga di daerahnya masing-masing.

Para pengungsi dibagi dalam sembilan barak, yakni empat barak berbentuk kamar, lima barak berbentuk los yang dilengkapi 60 kamar mandi dengan fasilitas MCK.

Pengamanan ketat oleh Polri dan TNI juga dilakukan untuk meminimalisasi gangguan keamanan dan ketertiban yang dikhawatirkan terjadi.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016