Kabul (ANTARA News) - Satu orang tewas dan 30 orang cedera setelah seorang pembom bunuh diri meledakkan bom truk di dekat Bandar Udara Ibu Kota Afghanistan, Kabul, Senin (4/1), sehingga menimbulkan kekacauan di kalangan warga, kata beberapa sumber.

"Sebanyak 30 warga sipil dibawa ke berbagai rumah sakit setelah ledakan bom Malam Senin di Kabul," Ismahil Kawossi, seorang pejabat Kementerian Kesehatan Masyarakat, kepada Xinhua.

Sembilan anak kecil dan tiga perempuan termasuk di antara korban cedera, katanya.

Ledakan itu terjadi pukul 18.40 waktu setempat (21.10 WIB), ketika pembom tersebut menyerang Camp Baron, kompleks permukiman kontraktor sipil asing yang dijaga ketat di Wilayah Hawa Shinasi, kata satu sumber.

Ledakan itu merusak beberapa toko dan rumah di dekatnya. Kebanyakan korban cedera terkena pecahan kaca dan kusen jendel yang beterbangan.

Sebagian korban cedera masih berada dalam kondisi kritis, kata Xinhua.

Kelompok gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Zabiullah Mujahid, yang mengaku sebagai juru bicara Taliban, mengatakan kepada media setempat bahwa seorang petempur Taliban melancarkan serangan terhadap "kamp pendudukan asing" dan menewaskan serta melukai puluhan orang asing.

Belum diketahui apakah ada warga negara asing yang tewas atau cedera dalam serangan itu, sebab para pejabat keamanan belum mengeluarkan dan mengkonfirmasi jumlah korban jiwa akibat serangan tersebut.

Pada Senin pagi, seorang penyerang tewas, setelah satu bom mobil diledakkan di jalan utama bandar udara tapi sasaran ledakan itu masih belum jelas.

Di Kota Mazar-i-Sharif di Afghanistan Utara, baku-tembak antara personel pasukan komando Afghanistan dan pria bersenjata memasuki malam kedua, saat pasukan keamanan berusaha menghapuskan para penyerang dan mengakhiri pengepungan selama 24 jam di dekat kantor konsulat India.

Hampir 1.600 warga sipil tewas dan lebih dari 3.300 orang lagi cedera dalam konflik dan serangan pimpinan Taliban selama semester pertama 2015, demikian jumlah yang dikeluarkan misi PBB.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016