Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) akan mengarahkan Operasi Pasar (OP) beras langsung ke permukiman penduduk, agar tidak salah sasaran dan mampu menekan harga beras yang terus naik. "Kami sebenarnya tidak setuju Bulog melakukan OP di pasar, karena sasarannya tidak jelas, seperti pembeli justru orang kaya atau malah pedagang yang kemudian menjual beras yang dibelinya itu," kata Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, Jumat. Menurut dia, agar lebih tepat sasaran, maka OP dilakukan di wilayah pemukiman, sehingga bisa langsung ke masyarakat, dan masyarakat tidak harus mengeluarkan biaya untuk transportasi ke pasar. "Semisal, OP dilakukan di pasar, masyarakat khususnya warga miskin harus mengeluarkan biaya untuk ongkos transportasi, seperti naik becak atau bus, sehingga tidak signifikan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Pokoknya OP harus dilakukan di wilayah pemukiman, agar pembeli memang benar-benar orang yang membutuhkan, bukan orang yang mau mencari keuntungan," katanya menegaskan. Sementara itu, Kepala Disperindagkop Kota Yogyakarta, Muhammad Sarjono, mengatakan bahwa pihaknya sejak dua hari lalu telah melakukan OP beras di wilayah atau langsung ke permukiman penduduk. "Setelah kami evaluasi, ternyata OP beras di pasar kurang efektif, sehingga kami melakukan OP beras langsung ke masyarakat agar tepat sasaran, yakni mereka yang benar-benar membutuhkan," katanya. Menurut dia, OP beras langsung ke masyarakat telah dilakukan di Kecamatan Wirobrajan pada 12 Februari hingga 15 Februari, dan akan menyusul OP beras di Kelurahan Purbayan dan Gedongkuning, Kecamatan Kotagede pada 17 dan 18 Februari. "OP beras di pasar kami hentikan, namun kemungkinan kami masih akan melakukan OP beras di kalangan pedagang pengecer, dengan catatan pedagang pengecer tidak boleh menjual beras itu dengan harga di atas Rp3.700," kata dia. Ia mengatakan, sampai saat ini pihaknya bersama Bulog telah menjual beras OP sebanyak 229 ton, dengan rincian 219 ton melalui OP di sejumlah pasar, dan 10 ton di permukiman penduduk. "OP beras selanjutnya kami menunggu permohonan dari kecamatan maupun kelurahan," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007