Malang, Jawa Timur (ANTARA News) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Malang mengemukakan emisi gas buang kendaraan di wilayah itu ikut andil sebagai penyebab suhu udara di kota itu kian panas, terutama dalam dua pekan terakhir ini.

Menurut Kepala Sub Bidang Pengendalian Lingkungan dan Pengelolaan Limbah BLH Kota Malang, Tri Santoso, Selasa, cuaca Kota Malang yang semakin panas bisa disebabkan emisi gas buang kendaraan buruk, sehingga menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer yang menghalangi sinar ultraviolet kembali ke matahari.

"Karena itu kami berharap masyarakat rutin mengecek kendaraannya di bengkel dan melakukan servis berkala. Kendaraan dengan menggunakan bahan bakar bensin di bawah 2007, dinyatakan lolos uji apabila kandungan hidrokarbon (Hc) hanya 1.200 dan Co 4,5 persen. Sementara di atas 2007, kandungan Hc 200 dan Co 1,5 persen," katanya, di sela uji emisi kendaraan di Malang.

Lebih lanjut, Tri mengatakan untuk kendaraan bahan bakar solar di bawah 2010 dinyatakan lolos uji apabila emisi asap atau opasitas sebesar 70 persen dan kendaraan di atas tahun 2010, opasitas harus 40 persen.

Ia mengemukakan apabila emisi gas buang kendaraan buruk, beberapa penyakit bisa menyerang manusia, di antaranya adalah iritasi mata, infeksi jaringan paru-paru hingga keracunan. "Dampaknya memang tidak bisa dirasakan sekarang, tapi kelangsungan hidup tergantung pada kualitas udara jua," ujarnya.

Beberapa pekan terakhir ini suhu udara di Kota Malang sangat panas (gerah). Pada siang hari, suhu udara di Kota Malang bisa mencapai 35 derajat Celsius, terutama saat mendekati pukul 12.00 WIB seperti yang terjadi pada hari ini (Senin, 27/10).

Menurut dia, BLH sudah mengamati peningkatan suhu udara di Kota Malang sekitar dua pekan ini. Rata-rata suhu udara di Kota Malang mencapai 29 derajat Celsius dalam dua pekan terakhir ini, bahkan ketika puncak-puncaknya suhu udara rata-rata mencapai 33 derajat Celsius.

Padahal, lanjutnya, rata-rata suhu udara yang normal di Kota Malang sekitar 25-26 derajat Celsius. Itu sudah tergolong sejuk. Tetapi, dua pekan ini rata-rata suhu udara mencapai 29 derajat Celsius, bahkan pada puncaknya bisa mencapai 33 derajat Celsius.

Ia mengatakan dari pantauan alat pengukur suhu udara yang dipasang BLH di 20 titik di Kota Malang, menunjukkan memang ada peningkatan suhu udara. Peningkatan suhu udara paling banyak terjadi di titik padat kendaraan atau rawan kemacetan, seperti di Jalan A Yani dan Jalan Soekarno Hatta.

Selain emisi kendaraan, katanya, meningkatkan jumlah kendaraan di Kota Malang juga menjadi penyumbang terbesar terjadinya peningkatan suhu udara di Kota Malang. Gas buang yang dihasilkan kendaraan menyebabkan peningkatan rumah kaca, sehingga radiasi matahari ke bumi tidak bisa memantul lagi ke atmosfer.

Sementara itu Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Karangploso, Aminuddin, mengatakan panaanya udara di Malang juga disebabkan posisi matahari. Saat ini, posisi matahari tegak lurus dengan bumi, sehingga hari-hari terakhir ini waktunya semakin panjang dan panas.

"Beberapa hari terakhir ini suhu udara di Kota Malang emmang sangat menyengat, bahkan bisa menyentuh angka 35 derajat celcius. Apalagi sampai saat ini juga belum turun hujan dan menyebabkan suhu udara bertambah panas," kata Aminuddin.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015