Jakarta (ANTARA News) - ‎ Anggota Komisi I DPR RI, Elnino Husein Mohi menyatakan, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebetulnya sudah berkembang di setiap komunitas manusia di seluruh dunia sejak awalnya. Di Indonesia, nilai-nilai yang diambil dari agama, adat, suku, ideologi yang berbeda-beda itu dirumuskan dalam istilah bahasa sanskirt, yakni Pancasila

"Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah  "titik temu" atau "area kesamaan" dari segala bentuk perbedaan (beda agama, beda suku, beda isme, beda ras)," kata Elnino di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Karena Pancasila adalah titik temu atau area kesamaan, maka harus dijalankan dengan baik dan benar.

"Jika saja kita benar-benar melaksanakan Pancasila dengan baik dan benar, maka negara ini akan maju. Sayangnya, kita makin jauh dari nilai-nilai yang baik itu, sehingga pada prakteknya belum mampu mencerahkan batin dan lahir rakyat. Lalu sebagian orang malah mencoba mencari ideologi lain dan menyalahkan Pancasila," kata politisi Partai Gerindra itu.

Tentang sejarah kelahiran Pancasila itu sendiri, mantan anggota DPD RI 2009-2014 itu menyebutkan, Pancasila tidak lahir pada tanggal 1 Juni sebagaimana yang diperingati saat ini.

"1 Juni 1945 bukanlah Hari Pancasila, tetapi hari munculnya istilah Pancasila (dasar yang lima) dalam pidato Bung Karno pada sidang BPUPKI," katanya.

Hari-hari sebelumnya pidato Bung Karno itu, beberapa orang juga sudah berpidato untuk menawarkan dasar-dasar negara.

"Tetapi pidato yang paling komprehensif dan menawarkan istilah Pancasila adalah  pidato Bung Karno. Pernah pula beberapa kali Bung Karno menawarkan Pancasila itu sebagai ideologi pemersatu dunia, di sidang umum PBB," demikian Elnino.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015