Hebron, Palestina (ANTARA News) - Tentara Israel menembak mati seorang pria Palestina di Tepi Barat pada Jumat ketika mereka melepaskan tembakan saat pemakaman warga Palestina, yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara Israel, kata petugas kesehatan.

Dua warga lain Palestina terluka akibat tentara Israel melepaskan tembakan untuk memadamkan unjuk rasa di Hebron sesudah pemakaman pria itu, yang meninggal tak lama setelah meninggalkan penjara, kata petugas kesehatan, lapor AFP dan Reuters.

Korban berusia 30 tahun itu, Ziad Awad, ditembak bagian belakangnya, kata mereka.

Petugas kesehatan Palestina menyebut yang dimakamkan itu adalah kerabatnya, Jaafar Awad, yang sakit sebelum dibebaskan dari penjara.

Unjuk rasa dengan kemarahan meletus saat pemakamannya di Tepi Barat bagian selatan, dengan pelayat menuduh Israel bertanggung jawab atas kematiannya.

Ribuan orang berbaris dalam upacara pemakaman di desa Beit Ummar itu dan beberapa di antaranya melempari tentara itu dengan batu, kata saksi.

Tentara Israel membalas dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet sebelum beralih ke peluru tajam, tambah saksi.

Kepala badan pemerintah Palestina, yang bertanggung jawab atas urusan tahanan, Issa Qaraqe, mengeluarkan pernyataan yang menuduh Jaafar Awad meninggal akibat kelalaian medis di tangan petugas penjara Israel.

"Israel-lah yang bertanggung jawab atas kematiannya," kata pernyataan Qaraqe, dengan menyerukan dibentuknya penyelidikan antarbangsa.

Ayah Jaafar itu, Ibrahim Awad, kepada AFP sebelum kematian anaknya kepada AFP menyatakan petugas penjara Israel memberikan pria 23 tahun itu suntikan, yang membuatnya sakit dan betul-betul melemahkannya.

Israel memenjarakan Jaafar Ibrahim atas "kegiatan teroris" dan "keanggotaan Jihad Islam", kelompok keras Palestina. Keluarganya menolak tuduhan tersebut.

Wanita juru bicara tentara memastikan serdadu menembak pada kejadian di Beit Omar, dekat kota Palestina, Hebron, dengan menyatakan mereka mengkhawatirkan jiwanya, karena pengunjuk rasa melemparkan batu dan bom minyak serta menggelindingkan ban terbakar ke arah mereka.

Ia menyatakan tentara semula menggunakan sarana penanggulangan huru-hara tak mematikan, tapi karena pengunjuk rasa tak menyerah, peluru tajam berukuran kecil kemudian dipakai.

(Uu.B002/T008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015