Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Meneg PP) Meutia Hatta merasa risih dengan masih banyaknya sinetron di televisi yang mengumbar kekerasan, terutama kekerasan terhadap perempuan. "Banyak sinetron yang memperlihatkan intepretasi budaya yang keliru yang mengkibatkan kekerasan terhadap perempuan," kata Meneg PP Meutia Hatta, di Jakarta, Kamis. Menurut Meutia, sinetron seringkali memperlihatkan adegan-adegan kekerasan seperti pemukulan dalam konflik keluarga, penyiksaan, ataupun juga kekerasan verbal. "Ini tidak baik bagi pembelajaran masyarakat dalam melawan kekerasan, karena adegan sinetron tersebut akan membuat masyarakat meniru apa yang dilihat," kata Meutia. Untuk itu ia mengharapkan agar sinetron dan tayang TV dapat menjadi pendidik bagi masyarakat dengan mengajarkan tata nilai yang anti kekerasan. "Sebab TV juga menjadi media yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai ke masyarakat," kata Meutia. Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan agar sinetron yang penuh kekerasan untuk dihentikan tayang. "Karena sinetron-sinetron tersebut tidak mendidik masyarakat, namun justru membuat masyarakat jauh dari tata nilai yang baik," kata Ketua MUI, KH Ma`ruf Amin. Sementara itu, menurut data Komisi Nasional Perempuan terjadi peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan. Tahun 2003 kasus kekerasan terhadap perempuan ada 7.787 kasus, tahun 2004 meningkat menjadi 14.020, dan tahun 2005 menjadi 20.391 kasus. Sedangkan kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di dalam rumah tangga mencapai 82 persen atau 16.720. (*)

Copyright © ANTARA 2006