"Beliau adalah tokoh regional sekaligus internasional yang kita segani. Beliau adalah pemimpin visioner yang berhasil membaca masa depan negaranya dengan melakukan regenerasi kepemimpinan secara tertata. Saya percaya warisan kemajuannya akan terus berlanjut," kata Hanafi di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.
Alumnus Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore itu menambahkan, sejarah memang akan selalu memiliki dua sisi dari seorang pemimpin.
Selalu ada kritik yang tidak bersepakat dengan cara tegas dan keras Lee Kuan Yew soal kebijakan pembangunan negaranya.
"Namun di sisi lain kita juga bisa menyaksikan, dan bahkan mungkin juga mengalaminya, bahwa Lee Kuan Yew telah memberikan pondasi yang kokoh untuk sebuah ekonomi dan masyarakat yang modern dan berkemajuan.
"Lee Kuan Yew juga telah berdiri sejajar dengan Churchill, Nehru dan Soekarno yang telah membawa persatuan untuk negerinya," kata Hanafi.
Mewakili masyarakat Indonesia, "Saya menyampaikan belasungkawa dan dukacita yang mendalam atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew. Kita turut merasa kehilangan sosok hebat dan bermartabat."
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015