Magetan (ANTARA News) - Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terus naik hingga menembus Rp10.500 per kilogramnya.

"Sebelumnya harga beras jenis standar hanya berkisar Rp8.000 hingga Rp8.500 per kilogram, tapi sekarang bisa mencapai Rp10.500 per kilogram," ujar seorang pedagang bahan pokok di Pasar Sayur Magetan, Sunarsih, Kamis.

Menurut dia, di tingkat pedagang eceran atau kecil, harga beras jenis standar seperti IR 64 sudah mencapai Rp11.000 per kilogram. Kondisi tersebut jelas sangat meresahkan para pedagang dan ibu rumah tangga.

Menurut para pedagang, kenaikan harga beras terjadi sejak tiga pekan terakhir. Harga itu naik secara bertahap, dan cukup mengejutkan para pedagang.

"Beras yang kami jual, semuanya berasal dari Magetan. Tidak ada yang didatangkan dari luar daerah. Meski Magetan dapat mecukupi kebutuhannya sendiri, namun harga beras tetap tinggi di Magetan seakan-akan didatangkan dari luar daerah," kata dia.

Diduga, naiknya harga beras tersebut karena stok di pasaran yang minim akibat petani mengalami gagal panen. Hujan deras yang mengguyur selama ini telah membuat sawah-sawah rusak karena terendam air.

Tingginya harga beras tersebut membuat bingung para pedagang dan pembeli. Kenaikan harga yang signifikan tersebut telah berpengaruh pada penurunan daya beli masyarakat.

Masyarakat biasanya memilih jenis beras yang standar. Karena harga beras yang kualitas super, dipastikan harganya akan jauh lebih mahal.

"Belinya juga tidak banyak. Untuk ibu-ibu rumah tangga, biasanya bisa beli hingga 10 Kilogram, kini hanya setengahnya saja," urai pedagang lainnya, Warsiki.

Para pedagang dan masyarakat lainnya berharap, pemerintah segera bertindak, sehingga harga beras kembali turun dan stabil. Di antaranya dengan melakukan operasi pasar ataupun langkah antisipasi lainnya.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/Louis Rika
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015