Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Yogyakarta mendorong pihak sekolah ikut menggencarkan edukasi dan sosialisasi tentang jajanan sehat bagi siswa untuk menangkal masih maraknya jajanan mengandung bahan berbahaya.

"Edukasi itu bukan hanya tanggung jawab BBPOM, tapi semua pihak wajib memberikan. Apakah itu orangtua, guru dan lainnya, sehingga anak-anak bisa memilih jajanan yang aman dan sehat bagi kesehatan," kata Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Balai Besar Pengawasan Obat dan Makananan (BBPOM) Yogyakarta Dyah Sulistiyorini di Yogyakarta, Jumat.

Ia mengatakan dalam hal itu intervensi sekolah serta orang tua sangat penting untuk memberikan pengawasan serta penanaman pemahaman terhadap anak.

Menurut Dyah, masih banyaknya penjualan jajanan dengan kandungan berbahaya lebih banyak disebabkan ketidakpedulian serta ketidaktahuan pedagang, daripada hanya terkait masalah keuntungan.

"Kalau masalah keuntungan, saya kira tidak masalah. Para pedagang bisa menaikkan sedikit harga jual tetapi aman dan sehat," katanya.

Sementara itu, dia menyebutkan selama ini sampel yang secara positif terkandung boraks, rodamin, serta formalin sesuai hasil uji BBPOM antara lain terdapat pada jajanan semacam bakso dan es dawet.

Menurut dia, sekolah dianjurkan untuk memberikan pemahaman terhadap wali murid terkait pengawasan konsumsi makanan berbahan berbahaya melalui pertemuan rutin.

Dia mengatakan melalui kegiatan yang masuk dalam program Pangan Jajanan Anak Sekolah, kata dia, pemerintah melalui BBPOM hingga saat ini terus berupaya memberikan pendidikan dan pelatihan singkat kepada jajaran guru, siswa serta kepala sekolah terkait penanggulangan makanan dengan kandungan bahan berbahaya.

"Pelatihan tersebut bertujuan untuk menciptakan kemandirian sekolah dalam melindungi siswa dari jajanan berbahaya," kata Dyah.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015