... memastikan apakah black box masih berada di posisinya di bagian ekor itu atau sudah terlepas dari tempatnya semula...
Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo, mengatakan, pinger locator belum dioperasikan untuk mendeteksi badan pesawat dan kotak hitam (black box) pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ8501 yang tenggelam di dasar Selat Karimata.

"Kami belum lakukan karena langkah kami untuk memastikan kalau black box masih menempel di ekor atau sudah tidak pada tempatnya," kata Soelistyo, di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan, kalau mengoperasikan pinger locator tidak boleh ada gangguan dari kapal-kapal di situ, sehingga area pencarian harus bersih dari kapal. Secara umum, teknologi penginderaan material pada finder locator berbasis sonar atau gelombang akustik yang merambat pada media air. 

Hasil pembacaannya akan dipantulkan lagi ke unit penerima yang menampilkan data menjadi bentuk tabelaris, grafis digital secara 2D ataupun 3D. 

"Jika sedang dilakukan penyelaman tidak boleh ada sonar yang dihidupkan untuk keselamatan penyelam karena telinga penyelam bisa rusak," ujar Soelistyo.

Memasuki hari ke 12 operasi pencarian pesawat AirAsia QZ 8501, Badan SAR Nasional fokus untuk menemukan black box pesawat terbang itu. Walau publik mengenalnya dengan sebutan black box, namun sejatinya instrumen perekam data perilaku penerbangan dan instrumen penerbangan itu berwarna oranye. 

Alat itu umum berbentuk silinder pejal dan bagian kotak vertikal, yang menggabungkan dua sub instrumen, yaitu flight data recorder (data instrumen penerbangan) dan voice data recorder (data percakapan dari dan menuju kokpit serta awak kabin lain). 

"Setelah bagian ekor pesawat ditemukan, maka rencana kami secara bertahap untuk memastikan apakah black box masih berada di posisinya di bagian ekor itu atau sudah terlepas dari tempatnya semula," katanya.

Lebih lanjut Soelistyo menjelaskan, rencana operasi hari ini, jika black box masih melekat pada tempatnya maka harus koordinasi dengan KNKT apakah bagian ekor itu bisa diangkat secara sekaligus.

"Jadi keputusan ada di KNKT, kita hanya membantu dan kita sudah siap dengan crane yang ada di kapal Crestonyx," katanya.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015