...Indonesia pasti tidak kalah dengan negara lain. Tetapi kenapa jumlah wisatawan mancanegara kita lebih kecil dibanding yang lain?"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata Arief Yahya akan mulai membangun industri pariwisata dengan teknologi informasi dan telekomunikasi dan mengundang PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) untuk membantunya memajukan industri pariwisata Indonesia.

Menurut mantan CEO perseroan plat merah itu, rencana tersebut merupakan upaya memperbaiki standar mutu pariwisata nasional yang berdasarkan ukuran standar internasional The Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) masih berada di ranking 70 dunia.

"Cara yang paling mudah dan paling murah itu adalah ICT (teknologi informasi dan komunikasi). Makanya saya mengundang teman-teman Telkom (membantu) agar lebih cepat. Lalu nanti berkoordinasi dengan institusi lain untuk mengembangkan infrastruktur yang terkait pariwisata," kata Arief usai acara serah terima jabatan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, sebelum menggulirkan rencana meningkatkan industri pariwasata, ada baiknya mengevaluasi apa yang menjadi kelemahan Indonesia.

Setidaknya ada tiga kelemahan Indonesia berdasarkan The Global Competitiveness Index (GCI) yang dikeluarkan World Economic Forum yakni infrastruktur pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi serta kesehatan dan higienitas.

Tiga hal itulah, kata Arief, yang akan menjadi basis pertimbangan untuk menentukan prioritas dalam mempromosikan pariwisata di masa mendatang.

"Kita harus punya prioritas. Produk kita adalah destinasi wisata. Makanya kita harus tetapkan top destination. Misalnya top 10 atau top 20 destination Bagaimana penetapannya, nanti kita bisa pikirkan," katanya.

Menurut Arief, berdasarkan GCI, Indonesia memperoleh nilai 4 dari skala 1-7. Dengan nilai tersebut, Indonesia berada di posisi 34 dari 144 negara dalam daftar tersebut.

"Padahal kalau untuk potensinya, Indonesia pasti tidak kalah dengan negara lain. Tetapi kenapa jumlah wisatawan mancanegara kita lebih kecil dibanding yang lain?" ujarnya.

Meski sektor pariwisata tumbuh dengan angka yang cukup memuaskan, Arief mengatakan jumlahnya tetap tidak cukup bagus untuk mengalahkan negara lain seperti Thailand atau Malaysia.

Dalam lima tahun ke depan, pemerintah baru yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menargetkan sektor pariwisata bisa menarik 20 juta wisatawan mancanegara. Angka tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan posisi akhir 2014 yang diperkirakan mencapai 9,5 juta wisman.

"Itulah yang harus kita capai. Kalau tidak, kita akan kalah dengan negara lain. Kita harus bandingkan dengan negara lain, mereka sudah di atas 20 juta wisman, kenapa kita tidak?" katanya.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014