Osaka (ANTARA News) - Perusahaan kapal Korea Selatan (Korsel) Sun Wo Merchant Marine akan memesan sebanyak empat kapal senilai sekitar 100 juta dolar AS ke industri galangan kapal Indonesia, PT Dok Kodja Bahari. "Itu baru kesepakatan antara kedua pihak, belum akan ditandatangani saat (kunjungan ke Korsel) ini," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris di Bandara Kansai, Osaka, Jepang, Jumat, menjelang keberangkatannya ke Seoul, Korsel, untuk kunjungan kerja selama tiga hari. Sun Wo berencana memesan empat kapal dari galangan kapal nasional PT Dok Kodja Bahari, yang terdiri atas empat kapal untuk pengangkut bahan kimia berbobot 16 ribu DWT. Namun, PT Dok Kodja Bahari mengalami kesulitan modal kerja, sedangkan perbankan nasional belum mau membiayai industri galangan kapal di dalam negeri. "Perbankan nasional memang belum mendukung itu (industri galangan kapal). Ini juga satu masalah. Kita akan terus membujuk mereka (perbankan) agar bisa membiayai," kata Fahmi. Ia mengatakan, sejauh ini belum ada satu pihak perbankan nasional yang berminat membiayai modal kerja PT Dok Kodja Bahari tersebut untuk memenuhi pesanan Sun Wo. Namun, lanjut dia, beberapa waktu lalu telah ada pertemuan dengan fund manager dari New York yang menjajaki kemungkinan membiayai kebutuhan perusahaan itu. "Ya nilainya seperti yang diminta, mudah-mudahan saja bisa (dapat pembiayaan dari lembaga pendanaan dari New York) tersebut," ujarnya. Selain itu, dalam kunjungan ke industri perkapalan di Korsel, Fahmi juga mengatakan akan meminta dukungan industri kapal di Korsel dalam upaya Indonesia mengembangkan Pusat Desain Kapal. "Kita mau dari bebagai pihak (membantu), bukan hanya Jepang saja. Kita ingin membangun Pusat Desain Kapal yang keilmuannya dari berbagai-bagai pihak," katanya. Selain bertemu dengan dengan perusahaan kapal Korsel, Menperin juga akan bertemu dengan pimpinan industri otomotif, Hyundai, Choi Jae Kook, dan pimpinan industri elektronik Korsel LGB Electronic Corp Lee Young-Ha untuk menjajaki investasi baru maupun perluasan sehingga RI bisa jadi basis produksi untuk ekspor. Rombongan Deperin sendiri terdiri atas Menperin Fahmi Idris dan tiga Dirjennya yaitu Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Budi Darmadi, Dirjen Industi Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Anshari Bukhari, dan Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Sakri Widhianto. Dua anggota Komisi VI DPR-RI Agus Hermanto dan Zulkifli Hasan, serta sejumlah pejabat eselon II Deperin turut serta dalam rombongan menteri itu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006