London (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Marty Natalegawa, mengharapkan bahwa umat Islam Indonesia yang tergabung dalam KIBAR (Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya) dapat memiliki masjid layaknya yang dimiliki oleh komunitas muslim dari Bangladesh, Pakistan, Turki, dan India yang ada di London. Harapan itu disampaikannya saat bincang-bincang dengan para peserta pertemuan musim gugur KIBAR Gathering, yang diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai kota di Inggris yang berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (4-5/11), di Kompleks Masjid Sultan Selim, London. Kompleks Masjid Sultan Selim yang terletak di St. Ann Road, London, merupakan bekas gereja yang dibeli komunitas Turki di London, dan lokasinya tidak jauh dari markas klub sepakbola Spurs alias Totenham Hotspur, yang tahun lalu bertengger di papan atas Liga Utama (Premiers League) Inggris. "Sudah saatnya komunitas muslim Indonesia memikirkan dan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh komunitas Turki, sehingga pengajaran agama Islam bagi keluarga Indonesia di Inggris dapat terselenggara dengan baik," ujar Marty saat berbincang dengan Ketua KIBAR, Bernardi Pranggono, dan Ketua Panitia Pertemuan, Hendri Lucky. Dikatakannya, meskipun jauh dari Tanah Air, kebiasaan mengajarkan agama Islam di Indonesia dapat berlangsung, sementara silaturahmi juga dapat terjalin antar-warga muslim Indonesia yang ada di rantau, khususnya yang telah menjadi penduduk London dan sekitarnya. Sebelumnya, dalam sambutannya selaku Dubes RI, Marty pun mengungkapkan bahwa pentingnya muslim Indonesia di Inggris untuk bersikap terbuka terhadap kaum muslim maupun non-muslim, dan menjelaskan tentang Indonesia secara menarik dengan tutur kata yang santun. Selain itu, Marty yang cukup lama mengenyam pendidikan di Inggris juga berharap, agar umat Islam Indonesia dapat memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. dan bergaul dengan berbagai bangsa yang latar belakang budaya berbeda-beda. "Dengan keterbukaan dan kesantunan berkomunikasi inilah kita akan memberikan kontribusi positif terhadap perdamaian dunia," ujar mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI yang meraih gelar Master Philosophy di Cambridge University, Inggris, tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006