Kami berharap solusi yang ditemukan nanti bisa membantu meningkatkan daya saing industri dalam negeri, khususnya menyambuat era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian sedang mencari solusi yang tepat untuk membantu kalangan industri menghadapi kenaikan tarif dasar listrik (TDL) industri besar yang mulai diberlakukan per 1 Mei 2014.

"Masalah yang sangat mengemuka untuk industri saat ini adalah kenaikan tarif listrik sekitar 64,7 persen. Kami sedang mencari relaksasi yang bisa dilakukan untuk menolong industri menghadapi beban akibat kenaikan TDL," kata Direktur Jenderal Basis Manufaktur Industri Kemenperin Harjanto di Jakarta, Senin.

Menurut dia, sejauh ini ada beberapa sektor industri yang telah memberi masukan mengenai cara untuk meringankan beban pengusaha industri dalam mengimbangi kenaikan tarif listrik itu, salah satunya industri semen.

Kalangan industri semen mengusulkan agar pemerintah memberikan kebebasan biaya masuk bagi mesin generator yang digunakan untuk efisiensi pemakaian energi listrik pada industri semen.   

"Jadi, industri semen itu mengusulkan pembebasan bea masuk bagi pengadaan mesin yang bisa mengubah energi panas hasil buangan proses produksi untuk dipakai menjadi energi listrik," ujarnya.

Harjanto menilai ide itu menarik dan dapat menjadi solusi yang bermanfaat bagi dunia industri untuk menekan biaya produksi.

Solusi yang bermanfaat seperti itu, menurut dia, juga perlu diusulkan oleh sektor industri lainnya.

"Kalau industri lainnya ada juga yang mengusulkan pengurangan pajak penghasilan. Kami sedang mempelajari semua usulan ini tetapi belum bisa membuat keputusan," ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya akan menyampaikan beberapa usulan kepada Menteri Perindustrian, untuk selanjutnya dibahas dengan Kementerian Keuangan dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF).

Namun, ia mengaku sejauh ini belum ada keputusan apa pun mengenai kompensasi yang akan diberikan pemerintah kepada industri dalam mengatasi beban kenaikan tarif listrik.


Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014