Jakarta (ANTARA News) - Astro Boy dengan sigap mengantar sushi pesanan langsung ke meja pelanggan.

Bukan, bukan robot Astro Boy seperti di serial kartun buatan Jepang atau badut Astro Boy yang mengantarkan pesanan.

Astro Boy di sini memang bagian dari sensasi menikmati makanan khas Jepang, sushi.

Bila umumnya restoran Jepang memakai conveyor belt, ban berjalan, di depan para pelanggan, Genki Sushi memakai kereta untuk mengantarkan pesanan langsung ke meja pelanggan.

Di gerai Plasa Senayan yang baru mereka buka hari ini, Genki Sushi menggunakan kereta kecil berbentuk Astro Boy dan Shinkansen untuk mengantar pesanan ke meja pelanggan.

"Generasi muda suka Astro Boy, pasti mereka suka. Biar lebih menarik," jelas General Manager Genki Sushi Indonesia George Lee sore ini.

Konsep "kaiten sushi", penggunaan ban berjalan untuk mengantar sushi, diadopsi oleh semua gerai restoran yang berdiri tahun 1990. Variasi ban berjalan pun disesuaikan dengan lokasi tempat restoran berada.

Restoran di Hawaii misalnya, menggunakan kereta berbentuk papan selancar karena daerah itu terkenal dengan pantai.

Restoran di Jakarta juga menggunakan kereta Shinkansen untuk menggambarkan perkotaan.

Genki Sushi pun mengadopsi teknologi ketika melakukan pemesanan.

Interaksi antara pelanggan dan pramusaji diminimalisir dengan menggunakan komputer tablet.

Semua menu yang ada di restoran itu dibagi ke dalam folder kategori Sashimi, Nigiri Sushi, Gunkan Sushi, Makimono Sushi, Temaki Sushi, makanan pembuka, hidangan sampingan, hidangan penutup, dan minuman.

Pengunjung tinggal mengklik gambar menu dan pesanan pun diproses. Seperti Astro Boy dan Shinkansen, tak sampai lima menit pun pesanan diantar.

Pesanan yang cepat datang itu juga didukung oleh tiga tingkat ban berjalan yang dipasang.

Satu kereta hanya membawakan pesanan untuk satu meja sehingga pengunjung tidak perlu khawatir pesanan akan tertukar dengan meja yang lain.

Kecepatan dalam penyajian makanan memang menjadi hal yang utama karena, menurut Lee, memenuhi ekspektasi pelanggan adalah tujuan utama yang mereka usung.

Untuk itu, pembuatan sushi pun tak lagi dilakukan sepenuhnya manual.

Membuat nasi untuk sushi misalnya, mereka menggunakan mesin khusus sehingga ukurannya pun seragam.

Juru masak tinggal meracik bahan tambahan untuk ditaruh di sushi.

Semakin banyak pengunjung memesan makanan, semakin sering pula Shinkasen atau Astro Boy menghampiri meja.

Satu kereta hanya mampu menampung empat piring kecil.

Tak jarang pengunjung membagi pesanan mereka agar kereta semakin sering berkunjung.

Untuk menjaga kualitas makanan, Genki sengaja mengimpor bahan-bahan pokok yang digunakan.

Cuka untuk sushi mereka datangkan dari Perfektur Gifu. Teh hijau, ocha, mereka berasal dari Prefektur Shizouka.

Tambahan lagi, bila memesan ocha panas, pelayan akan memberikan gelas kosong.

Pengunjung bisa meracik sendiri karena mereka telah menyiapkan bubuk teh hijau di setiap meja.

Begitu juga kran air panas, ada di setiap meja.

Usai makan, tibalah saatnya membayar tagihan.

Pengunjung tidak perlu repot-repot memanggil pelayan untuk meminta bon tagihan.

Aplikasi di komputer tablet memuat tagihan secara rinci, lengkap dengan statistik berapa kali kereta menghampiri meja.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014