Palembang (ANTARA News) - Mantan petinju Sumatera Selatan, Muhammad Amon Mabel, peraih medali emas Kejuaraan Dunia Junior tahun 1989 tutup usia di Palembang, Selasa (25/2) malam.

Almarhum Amon terkena serangan jantung dan sempat dilarikan ke RS PT Pusri sebelum akhirnya meninggal sekitar pukul 19.30 WIB pada usia 48 tahun.

Pelatih Tinju Sumatera Selatan ini kemudian dimakamkan pada Rabu pagi dengan meninggalkan seorang istri dan empat orang anak.

Semasa hidupnya, Amon cukup disegani di ring tinju terutama pada medio tahun 80-an.

Tercatat sejumlah prestasi nasional dan internasional berhasil diraihnya, diantaranya medali emas Kejuaraan Asia Fasifik tahun 1989, medali perunggu SEA Games tahun 1987, dan medali emas Kejuaraan Dunia Junior di Pakistan tahun 1989.

Keberhasilan menjuarai Kejuaraan Presiden Cup tahun 1988 akhirnya membawa almarhum Amon hijrah dari Papua ke Palembang yang saat itu telah memiliki sasana tinju PT Pupuk Sriwijaya (Pusri).

Bersama empat atlet lainnya, diantaranya Joni Libero, Amon direkrut sebagai pekerja staf keamanan PT Pusri.

Pada awalnya, dia hanya sebatas honor, kemudian pada tahun 1998 diangkat menjadi karyawan perusahaan tersebut.

Sebelumnya, ia telah mendedikasikan diri sebagai atlet Sumsel sejak 1988-1990 dan menjadi pelatih sejak tahun 1991 hingga tutup usia.

Nama Amon sendiri demikian gemerlap pada akhir tahun 80-an setelah berhasil menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Dunia Junior tahun 1989, karena mampu menyingkirkan petinju dari puluhan negara di antaranya Thailand, Singapura, Fhilipina, Nepal, Pakistan, Malaysia, dan Rusia.

Kala itu, petinju yang dikenal berkarakter menyerang ini mampu memukul KO juara dunia asal Kanada.

Pada pengujung hayatnya, petinju asal Wamena ini tetap mendedikasikan diri pada olahraga tinju dengan membina atlet andalan daerah sembari menjalani pekerjaan sebagai Kepala Regu Keamanan di PT Pusri.

Salah satu putrinya Juni Mabel (23 tahun) kini mengikuti jejak pria kelahiran Wamena, 14 April 1966 ini.

(KR-DLY/M033)

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014