Akibat banjir yang menggenangi emplasemen Stasiun Semarang pada Selasa (4/2), sebanyak tujuh rangkaian KA lintas utara dialihkan melalui jalur selatan...
Purwokerto (ANTARA News) - Perjalanan sejumlah rangkaian kereta api mengalami keterlambatan akibat banjir di Semarang, Jawa Tengah, dan Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (4/2), kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto, Surono.

"Akibat banjir yang menggenangi emplasemen Stasiun Semarang pada Selasa (4/2), sebanyak tujuh rangkaian KA lintas utara dialihkan melalui jalur selatan sehingga rata-rata mengalami keterlambatan selama satu jam. Sementara KA Logawa jurusan Jember-Purwokerto mengalami keterlambatan hingga 357 menit atau hampir enam jam akibat banjir di jalur Porong-Sidoarjo," katanya, di Purwokerto, Rabu.

Menurut dia, tujuh rangkaian KA lintas utara yang dialihkan atau memutar melalui jalur selatan pada Selasa (4/2) malam, tiga di antaranya dari arah timur menuju Jakarta dan empat rangkaian dari arah Jakarta.

Tiga rangkaian kereta dari arah timur tujuan Jakarta tersebut terdiri KA Bangunkarta jurusan Surabaya-Gambir, KA Majapahit jurusan Malang-Pasarsenen, dan KA Matarmaja jurusan Malang-Pasarsenen.

Sementara empat rangkaian KA dari arah Jakarta terdiri KA Bangunkarta jurusan Gambir-Surabaya, KA Majapahit jurusan Pasarsenen-Malang, KA Matarmaja Jurusan Pasarsenen-Malang, dan KA Brantas jurusan Tanjungpriok-Kediri.

"Tujuh KA lintas utara biasanya melalui rute Jakarta-Cirebon-Semarang-Solo-Madiun dan sebaliknya, karena banjir di Stasiun Tawang semalam harus dialihkan melalui rute Jakarta-Cirebon-Purwokerto-Solo-Madiun dan sebaliknya. Banjir di Stasiun Tawang mengakibatkan hanya satu jalur yang bisa dilalui secara bergantian, sehingga sejumlah rangkaian KA terpaksa dialihkan guna mengurangi keterlambatan," katanya.

Akibat melalui rute memutar lewat selatan, kata dia, tujuh KA tersebut rata-rata mengalami keterlambatan sekitar satu jam.

Ia mengatakan bahwa ketinggian air di emplasemen Stasiun Tawang sempat mencapai 18 sentimeter di atas rel, sehingga tidak bisa dilalui kereta api. Menurut dia, batas ketinggian air maksimal untuk bisa dilalui lokomotif jenis elektrik adalah 10 sentimeter di atas rel.

"Jika melebihi 10 sentimeter, air akan merendam traksi motor lokomotif yang letaknya di dekat roda dan akan merusak sistem motor karena konsleting," katanya.

Ia mengatakan bahwa saat ini semua kereta api jarak menengah dan jauh menggunakan lokomotif jenis elektrik seperti seri CC 201, 203, 204, dan jenis terbaru CC 206, sedangkan lokomotif jenis hidraulis saat hanya digunakan untuk menarik langsiran.

"Berdasarkan informasi yang diterima dari PT KAI Daop 4 Semarang, genangan banjir di emplasemen Stasiun Tawang mulai surut sejak hari Rabu, pukul 01.00 WIB, dan ketinggian air di atas rel sudah berkurang di bawah 10 sentimeter, sehingga jalur sudah bisa normal kembali dilalui kereta api," katanya.

Sementara ketinggian air di jalur Porong-Sidoarjo pada hari Rabu, pukul 07.00 WIB, tambahnya, sudah menyentuh 30 sentimeter di atas rel sehingga sama sekali tidak bisa dilalui kereta api.

Oleh karena itu, kata dia, KA Logawa dari Jember tujuan Purwokerto pada Rabu pagi dialihkan ke selatan melalui Stasiun Bangil menuju Malang-Kertosono, sehingga tidak lewat Surabaya. Pengalihan rute ini dilakukan hanya sementara hingga banjir surut. 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014