London (ANTARA News) - Fatimah Shaw-Iversen, seniman asal Bandung, Jabar, yang berdomisili di Oslo, tampil mempesona membawakan Tari Merak di anjungan Indonesia dalam pameran pariwasata Riselivsmessen di Telenor Arena, Oslo, Norwegia.

Sekretaris II Pensosbud KBRI Oslo, Dyah Kusumawardani, kepada ANTARA London, Sabtu, menuturkan bahwa di hari kedua pameran Sabtu, Tari Merak asal Jawa Barat yang dibawakan Fatimah mempesona pengunjung pameran, baik di panggung utama maupun di anjungan Indonesia.

Kostum Fatimah yang menggambarkan burung merak jantan yang indah dengan corak bulu burung merak menarik perhatian pengunjung.

Indonesia juga menampilkan pertunjukan musik tradisional yang dibawakan kelompok masyarakat Indonesia pimpinan Valentino Malaihollo juga mendapat sambutan meriah pengunjung.

Medley lagu daerah seperti Soleram, Injit-injit Semut, Sajojo, dan Apuse ditampilkan dengan apik dan penuh keceriaan oleh kelompok Valentino.

Sorak-sorai dan tepuk tangan pengunjung begitu setiap pertunjukan budaya berakhir.

Kedua pertunjukan tersebut kembali tampil di panggung utama ,Minggu dengan Fatimah akan membawakan tari Belibis, yang juga menggambarkan alam dan kehidupan binatang di Indonesia.

Dikatakannya untuk pertama kalinya panggung pertunjukan budaya dalam Reiselivsmessen, dan penampilan budaya Indonesia yang tampil mengagumkan.

Pertunjukan budaya Indonesia membuat pengunjung merasa penasaran dengan Indonesia.

Demikian ungkap beberapa pengunjung yang mengaku selalu datang pada pameran ini setiap tahunnya penuh antusias.

Reiselivsmessen setiap tahunnya diselenggarakan pada bulan Januari, tahun ini diikuti oleh 115 negara dengan hampir sebanyak 600 anjungan.

Jumlah pengunjung pameran diperkirakan akan mencapai 45.000 orang, sebagaimana tahun lalu.

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) RI Oslo S. Sayoga Kadarisman mengatakan dalam pameran kali ini, anjungan Indonesia mengusung tema eco-tourism dengan menampilkan tujuan wisata alam dan produk kreatif hasil hutan.

"Kami memilih penampilan yang juga menggambarkan kedekatan budaya Indonesia dengan alam, seperti tarian yang menggambarkan kehidupan binatang. Sedangkan medley lagu daerah memberikan gambaran mengenai ragam budaya Indonesia yang berlimpah," ujar Sayoga mengenai pertunjukan budaya Indonesia.

Sejak pembukaan pameran kemarin, Jumat lalu, baik anjungan Indonesia maupun pertunjukan budaya selalu ramai pengunjung.

"Kolaborasi KBRI Oslo dengan berbagai pihak di Indonesia memberikan nilai tambah pada pameran tahun ini," jelas Ketua Panitia, Sekretaris I Ekonomi KBRI Oslo Hartyo Harkomoyo.

Tidak kurang UKP4, Kementerian Kehutanan, PT Antam, Daemeter Consulting, Borneo Chic, Sabai Bag and Luggage Javana, Javara, INFIS, dan Kompas TV turut memberikan andil yang besar bagi kesuksesan pameran.

Sekretaris II Pensosbud KBRI Oslo, Dyah Kusumawardani, yang mengkoordinir misi kesenian dalam pameran ini menuturkan, tahun lalu Indonesia juga diminta membuka pameran, dan dua penari cilik Ann-Dewi dan Andrea Torgersen memukau pengunjung dengan tari Puspanjali.

Kelompok Anak Indonesia juga turut tampil di Anjungan Indonesia dan tahun ini Indonesia kembali mendapat kehormatan untuk tampil dan mengisi pertunjukan di pamerann demikian Dyah Kusumawardani.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014