Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E Aminudin Aziz mengatakan bahwa perpustakaan adalah tempat untuk mengkonfirmasi kegalauan berpikir.

"Perpustakaan itu wadah untuk menyumbangkan kreativitas dan menciptakan pengetahuan baru, kemudian mengkonfirmasi kegalauan berpikir kita yang selama ini kita belum yakin," ujar Aminudin di Jakarta, Selasa.

Ia menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara kunci dalam Pengukuhan Pengurus Pusat Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) periode 2023-2026 di Gedung Perpusnas.

Ia menjelaskan, di perpustakaan ada informasi dan referensi yang kredibel sehingga dapat menjadi tempat untuk mengkonfirmasi kegalauan tersebut, agar ilmu bagi pembacanya dapat terus berkembang.

Baca juga: Perpusnas: Peningkatan kompetensi literasi tak hanya dari baca buku

Ia juga menegaskan perpustakaan mesti menjadi tempat terhormat, yang dipimpin oleh seseorang yang memang memiliki gairah dan semangat untuk membuat program-program yang meningkatkan budaya baca masyarakat.

"Perpustakaan harus punya tempat tersendiri, menjadi tempat terhormat, jangan sampai pejabat-pejabat yang ditaruh itu mereka yang menjelang pensiun," ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya masyarakat mengubah pola pikir tentang perpustakaan.

"Pola pikir perpustakaan mesti kita ubah, masalah pelayanan dan peningkatan koleksi itu hanya turunan dari pola pikir kita," tuturnya.

Untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang perpustakaan dan membiasakan budaya baca, di tahun 2024, Perpusnas akan membangun 10.000 perpustakaan di desa dan taman baca masyarakat.

Baca juga: Perpusnas: Perpustakaan harus jadi ruang publik, pendongkrak literasi

Ia menyampaikan hal tersebut dalam acara "Pencanangan Gerakan Literasi Desa sebagai Puncak Acara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-44 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Hari Buku Nasional 2024" yang diselenggarakan pada Jumat (17/5).

Menurut dia, akar permasalahan yang terjadi di masyarakat yakni kurangnya ketersediaan buku yang sesuai dengan minat calon pembaca. Untuk itu, Perpusnas berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyelaraskan kebijakan program pembangunan literasi bersama-sama.

"Melalui Gerakan Literasi Desa ini kami ingin menyediakan bahan-bahan bacaan yang memang relevan dengan kebutuhan mereka. Perpusnas akan membangun ruang baca di 10.000 desa dan taman bacaan masyarakat (TBM) dengan dukungan 1.000 judul buku bacaan untuk masing-masing ruang baca," ucap Aminudin.

Selain itu, Perpusnas juga akan melakukan pelatihan intensif kepada para calon pengelola yang difasilitasi oleh para pegiat literasi di masyarakat yang kiprahnya sudah terbukti dalam melaksanakan gerakan literasi mandiri.

Baca juga: Perpusnas: Ketersediaan buku di desa tingkatkan literasi masyarakat

"Perpusnas terus melakukan transformasi kelembagaan, transformasi program, dan transformasi pemikiran yang kita inisiasi sehingga masyarakat juga semakin memahami makna buku, kemudian bagaimana buku itu digunakan dan bermanfaat untuk kehidupannya," tuturnya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024