Beirut (ANTARA) - Lebih dari 15 perusahaan China memamerkan teknologi surya mereka dalam ajang Lebanon International Solar Week 2024, menyoroti peningkatan minat China terhadap pasar tenaga surya yang sedang berkembang di Lebanon.

Perusahaan-perusahaan China itu memamerkan semua produk, mulai dari panel surya hingga baterai dan inverter, dengan maksud untuk menjalin koneksi dengan klien-klien potensial. Belinda Huang dari Atess Power Technology menyebut kelangkaan listrik di Lebanon dan tingginya permintaan listrik sebagai alasan daya tarik pasar negara itu.

"Krisis ekonomi dan kekurangan mata uang asing memaksa pabrik-pabrik di Lebanon beralih ke produksi lokal, sehingga menyebabkan naiknya permintaan terhadap solusi listrik kami," kata Huang, seraya menambahkan bahwa pendapatan perusahaannya dari bisnis di Lebanon mencapai 150 juta dolar AS pada tahun lalu.
 
   Peserta pameran memperkenalkan produk kepada pengunjung saat berlangsung Lebanon International Solar Week 2024 di Beirut, Lebanon, pada 16 Mei 2024. Acara ini dimulai Kamis dan akan berlangsung hingga 18 Mei. (Xinhua/Bilal Jawich)

Adam Ho dari Minghong Technology berbicara tentang kehadiran perusahaannya selama satu dekade di Lebanon, yang menyoroti peningkatan permintaan lokal tahunan sebesar 20 persen terhadap solusi tenaga surya perusahaannya.

"Masyarakat kesulitan mengakses listrik," jelas Ho, sembari menekankan bahwa efisiensi biaya dari perusahaan-perusahaan China membuat mereka makin populer di Lebanon.

Will Zhang dari Chisage New Energy Technology, salah satu produsen inverter surya, menyebut pemadaman listrik di Lebanon dan mahalnya harga generator sebagai penyebab meningkatnya permintaan. Dia menambahkan bahwa kapasitas produksi China yang sangat besar menjadikannya pemimpin global dalam solusi tenaga surya.

Pierre el Khoury, direktur umum Pusat Konservasi Energi Lebanon, sebuah entitas resmi di Kementerian Energi Lebanon, mengatakan kepada Xinhua di sela-sela pameran itu bahwa pasar tenaga surya dan energi terbarukan di Lebanon telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir lantaran kurangnya jaringan listrik yang stabil.

Khoury mengatakan peningkatan pesat dalam kapasitas tenaga surya di negara tersebut mencapai 1.000 MW pada Juni 2023 dan diproyeksikan menembus 1.500 MW per akhir tahun.

"Sebagian besar panel surya dan baterai di sini adalah buatan China, namun ada persaingan dari India, Italia, dan Jerman," ujarnya.

Memuji daya saing China dalam solusi tenaga surya, Menteri Energi Lebanon Walid Fayyad menyerukan kemitraan yang lebih erat antara perusahaan-perusahaan China dan Lebanon di bidang ini. Selesai
 
Seorang wanita peserta pameran asal China memperkenalkan produk kepada pengunjung saat berlangsung Lebanon International Solar Week 2024 di Beirut, Lebanon, pada 16 Mei 2024. Acara ini dimulai Kamis dan akan berlangsung hingga 18 Mei. (Xinhua/Bilal Jawich)

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024