Pekanbaru (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman, mengungkapkan bahwa dari peninjauan yang dilakukannya menggunakan pesawat Hawk 100/200 TNI AU selama 1,5 jam mengitari wilayah Riau selama sekira 1,5 jam terlihat empat titik api. "Masih ada empat titik api, masing-masing tersebar di wilayah Kabupaten Bengkalis dan tiga lokasi di Kabupaten Indragiri Hilir," katanya di Pekanbaru, sesaat menjelang keberangkatannya kembali ke Jakarta. Ia mengatakan, untuk memadamkan titik api tersebut perlu dilakukan upaya pembuatan hujan buatan di kawasan yang masih terbakar. Menurut dia, jika hujan buatan tidak memungkinkan pemadaman, maka harus dibantu dengan pemadaman di darat, terutama di kawasan gambut. "Kalau gambut, tidak mungkin hanya dipadamkan dengan hujan buatan, harus dibantu pemadaman dari darat," katanya. Mantan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) itu pun mengemukakan, hujan buatan yang dilakukan pihaknya pada Selasa (29/8) cukup berhasil, karena pada Selasa malamnya dan Rabu dinihari turun hujan. "Alhamdulillah, berkat usaha keras kita dan izin Tuhan, hujan buatan kita berhasil dan tadi malam sudah turun hujan di hampir seluruh wilayah Riau," ujarnya. Menurut dia, garam yang disebar untuk merangsang terjadinya hujan hanya tiga ton, sedangkan dalam penerbangan untuk membuat hujan buatan diperbanyak menjadi lima ton. "Kemarin pesawat tidak mungkin membawa garam lebih banyak, karena juga harus membawa saya dan 12 wartawan untuk turut serta melihat proses pembuatan hujan buatan itu," kata Kusmayanto. Ia pun menambahkan, hujan buatan berlangsung dari 29 Agustus hingga 2 September 2006. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006