kegiatan sosialisasi diperlukan demi memastikan kesiapan masyarakat di daerah pelepasan sehingga meminimalisir konflik akibat adanya informasi yang keliru 
Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan implementasi pelepasan nyamuk aedes aegypti mengandung wolbachia tak akan menggantikan peran kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dalam mengendalikan demam berdarah dengue (DBD).

"Jadi, kegiatan juru pemantau jentik (jumantik) yang turun melakukan PSN 3M Plus itu akan tetap menjadi program utama dalam pengendalian DBD. Sedangkan teknologi nyamuk mengandung wolbachia merupakan salah satu pelengkap," kata  Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan DKI Jakarta Arif Syaiful Haq dalam seminar daring yang digelar Dinkes DKI Jakarta, Kamis.

Arif mengatakan Kementerian Kesehatan sedang menyusun strategi nasional penanggulangan DBD dan rencananya memasukkan teknologi nyamuk ber-wolbachia sebagai bagian dari inovasi program pengendalian dengue, tanpa melupakan PSN 3M Plus sebagai strategi utama.

"Masyarakat jangan salah kaprah, bila teknologi nyamuk ber-wolbachia sudah banyak maka tidak perlu melakukan PSN 3M Plus," kata dia.

Dia menyebutkan Jakarta Barat terpilih menjadi salah satu wilayah penyebaran nyamuk ber-wolbachia dan saat ini masih dalam tahap sosialisasi dan pendataan warga yang akan memantau dan bertanggung jawab terhadap titik pelepasan telur nyamuk dengan wolbachia.

Menurut Arif, kegiatan sosialisasi diperlukan demi memastikan kesiapan masyarakat di daerah pelepasan sehingga meminimalisir konflik akibat adanya informasi yang keliru  (misinformasi).

"Ketika informasi beredar salah atau hoaks maka perlu dilakukan edukasi ulang. Ini perlu waktu," kata dia.

Dia menambahkan rencananya program implementasi penyebaran nyamuk ber-wolbachia akan dilaksanakan di seluruh wilayah Jakarta Barat dengan daerah pelepasan pertama kali di Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan.

Adapun wolbachia adalah bakteri alami pada 60 persen serangga seperti pada lalat buah dan lebah. Meskipun wolbachia tak ditemukan pada nyamuk aedes aegypti, bakteri ini ditransfer ke dalam tubuh nyamuk dan terbukti mengurangi penularan berbagai virus termasuk demam berdarah.

Merujuk Kementerian Kesehatan, wolbachia dalam tubuh nyamuk aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kemampuan nyamuk tersebut sebagai penular demam berdarah.

Penyebaran nyamuk ber-wolbachia efektif menurunkan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta. Sejak pertama kali disebar pada tahun 2017, nyamuk ber-wolbachia mampu menurunkan 77 persen angka kejadian dengue dan 86 persen kejadian masuk rumah sakit.
Baca juga: Membasmi jentik untuk singkirkan penyakit
Baca juga: Menkes jadikan Arbovirus Summit bukti pentingnya wolbachia
Baca juga: Kemenkes: Nyamuk ber-wolbachia tidak terkait keganasan nyamuk dengue

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024